Waktu tanpa sadar berlalu, dan Qin Xi akhirnya kembali sadar.
Ruang sempit, pencahayaan redup... Pintu masuk ke gua telah ditutupi oleh gumpalan aura iblis besar lainnya. Untungnya, terdapat lapisan pelindung yang menahannya di luar.
Qin Xi merasakan berat di tubuhnya. Ia menengok ke samping, dan menemukan Mo Tiange duduk diam di sampingnya. Kepala perempuan itu miring, bersandar di tubuhnya. Dua pasang telapak tangan terjalin, menyebabkannya merasakan sensasi dingin, namun lembut.
Rasa sakit yang menyengat terasa dari punggungnya. Rasa sakit tersebut berasal dari luka yang muncul ketika elang raksasa merobek punggungnya. Namun, ia juga merasakan sesuatu yang lembut, jadi ia mengulurkan tangan dan menyentuhnya. Ternyata, Mo Tiange telah menutupi punggungnya dengan jubah luar.
Apa yang sedang terjadi? Kenapa dia tidak merasa bahwa luka-lukanya cukup parah?
"Tiange!" panggilnya lembut sambil mendorongnya pelan.
Mo Tiange tetap diam.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com