"t i y a.."
"f i l i a.." kata adam dan prayoga bersamaan. sedangkan juldi Novilus alisnya sedikit mengerut.
"maksudnya nona tiya mau menikah dengan prayoga tapi ada syaratnya?" tanya Juldi novilus memastikan jawaban tiya filia tadi.
"aku benar-benar mau menikah dengan prayoga kek.. tanpa syarat-syarat. tapi aku..." kata tiya filia agak takut.
"baik.. kakek senang kamu mau menikah dengan prayoga. kalau begitu kita dengarkan apa permintaanmu itu?" kata Juldi novilus seperti biasa, walau dalam hatinya sedikit kecewa.
"boleh aku bicara hanya berdua dengan kakek?" kata tiya filia sambil menundukkan kepalanya, sedangkan juldi novilus kembali mengerutkan alisnya. adam ingin bicara tapi Juldi Novilus dengan isyarat tangan memintanya diam.
"sesuai keinginan nona tiya, pak adam dan prayoga.. kalian tolong keluar sebentar. aku dan nona tiya akan bicara berdua" kata juldi novilus. adam dan prayoga walau mereka ingin protes tapi akhirnya keluar juga.
"sekarang tinggal kita berdua.. jadi apa keinginan nona tiya yang orang lain tak boleh dengar?" kata Juldi novilus ketika semua orang telah keluar dari kamar itu.
"kakek nggak marah aku membuat permintaan seperti ini?" tanya tiya filia agak takut.
"katakan saja..nggak usah takut" kata juldi novilus dan mempersilahkan tiya filia duduk. saat tiya filia duduk, dengan tatapan tenang juldi novilus memperhatikan semua gerak-gerik tiya filia.
"soal menikah dengan prayoga, aku sudah yakin "mau" sejak beberapa hari yang lalu kek.. waktu itu dia pergi dan tidak memberitahuku kemana. awalnya aku marah, tapi kemudian aku sadar kalau aku ingin selalu bersama prayoga dan ingin selalu mendampinginya. bukankah itu berarti aku bersedia menikah dengannya. hanya saja kek.." kata tiya filia menggantung kalimatnya, dengan takut dia melihat juldi novilus untuk melihat reaksinya.
"katakan saja.."
"kek.. kalau aku dan prayoga menikah.. pasti kakek akan membuat pesta yang besarkan?.." sekali lagi tiya filia menggantung ceritanya untuk melihat reaksi juldi novilus, tapi kakek juldi hanya menganggukkan kepala.
"itu dia masalahnya. jadi begini kek.. aku dengar dari prayoga kalau saudara kembarku ternyata belum meninggal dan sedang dicari oleh pak marko, dia juga katanya.. sepertinya bekerja sama bersama ivan.
permintaanku itu kek.. karena kakek punya uang dan koneksi, kalau boleh kek?.. itu kalau kakek perbolehkan.. aku ingin pencarian saudara kembarku bisa di percepat dan juga hukumannya bisa diringankan.. soalnya kek.. aku ingin di pesta pernikahan kami nanti saudara kembarku bisa hadir. tapi itu kalau boleh kek?.." kata tiya filia, wajahnya terlihat memohon. Juldi novilus terdiam sebentar dia tidak langsung menjawab pertanyaan tiya filia.
"jadi permintaanmu hanya soal saudara kembarmu? bagaimana dengan harta?" tanya Juldi novilus setelah tadi dia terdiam sesaat.
"harta? untuk apa harta kek?" tanya tiya filia merasa aneh.
"yaa seperti biasa semua manusia menyukai harta kan."
" oh itu.. iya benar kek. tapi akukan menikah dengan prayoga.. prayoga itu hebat loh kek.. dia kalau di beri semangat dan dijaga dari orang-orang yang suka memanfaatkan kebaikannya dia pasti akan sukses besar.. dan kalau kami menikah itu akan menjadi tugasku menjaga dia." kata tiya filia lancar dan penuh keyakinan. Juldi Novilus yang mendengar jawaban tiya filia yang penuh semangat itu jadi tertawa terbahak-bahak.
"nona tiya.. boleh aku memelukmu? aku bahagia kau akan menjadi cucuku.." kata Juldi novilus tak bisa menahan kegembiraannya. "aku tak perlu khawatir lagi dengan masa depan cucuku, dia telah menemukan orang yang benar-benar tepat buat dia" pikir Juldi novilus puas.
Dan semua orang yang sedang menunggu di didepan pintu saat mendengar tawa Juldi novilus jadi penasaran dan langsung masuk ke dalam.