webnovel

Pingit

Pagi ini, Sinta dan Mamy nya Reyhan telah sibuk mengurus persiapan pernikahan Sinta dan Reyhan minggu besok, Mamy nya Reyhan terlihat sangat antusias, sementara Sinta malah terlihat lebih santai. Dia memang tidak tau harus berbuat apa, semuanya diurus oleh mamy nya Reyhan. mulai dari memilih gaun, cincin kawin, perawatan tubuh, serta mencarikan WO yang terbaik. Mamy nya Reyhan juga tak membiarkan Sinta terlalu capek, karna khawatir akan kesehatan cucunya dalam kandungan Sinta.

"Sekarang tinggal undangan" Kata Mamy nya Reyhan dengan perasaan puas.

"Reyhan undah mencetak undangan Mi.. mungkin kelar hari ini dan akan langsung di sebar" jawab Sinta.

"Syukur lah.. Oh ya..keluarga Daddy nya Reyhan nanti juga akan datang.. Mamy ingin kamu tampak secantik mungkin.. ya...meskipun kamu itu memang udah sangat cantik.. " Kata Mamynya Reyhan tersenyum sambil menggoda Sinta.

Sinta hanya terdiam, wajahnya merah karena malu.

"Yak... akhirnya selesai juga.. ayo kita pulang" Kata Mamynya Reyhan dengan wajah puas, dia merasa amat puas dengan pekerjaannya hari ini.

"Mulai hari ini kamu bakal Mamy pingit. Gak boleh ketemu Reyhan sampai acara pernikahan kalian" Kata Mamy tersenyum usil, dia sudah dapat membayangkan putranya itu pasti bakal protes dengan keputusan nya, dan gak akan terima . Sementara Sinta hanya tersenyum dengan keputusan mertuanya itu.

"Gimana caranya Mi.. kami kan serumah? " Tanya Sinta penasaran.

"Mamy bakal pindahin kamu untuk beberapa hari ini. ya.. pokoknya sambil perawatan deh. kayak luluran dan sebagainya.. pasti kulit kamu bakal lebih bagus. Biar Reyhan makin suka sama kamu" Kata Mamynya Reyhan tersenyum usil.

"Atau... jangan jangan kamu gak mau pisah ma Reyhan untuk beberapa hari? " goda Mamynya Reyhan lagi.

" Aku minta izin sama Mas Reyhan dulu ya mi.. " jawab Sinta, sebenarnya dia juga merasa sedikit sedih harus berpisah dengan suaminya itu.

"Biar Mamy yang bilang sama Reyhan. kalau kamu yang bilang, dia gak bakal kasih izin. " Jawab Mamy itu. Mami yakin, jika Sinta sampai bertemu Reyhan dan meminta izin, anaknya itu tak akan mau melepaskan istrinya itu. Bisa jadi dia akan membawa Istrinya itu kemana dia pergi dan tak akan membiarkan istrinya itu lepas dari pantauannya.

Akhirnya Sinta di bawa kesebuah apartemen.. Suci juga di jemput dan di bawa ke sana.

Ternyata dugaan mamynya benar, Reyhan uring-uringan. Reyhan sangat kesal dan meminta Maminya untuk mengembalikan istrinya itu.

Hari ini dia pulang dengan perasaan gembira berharap berjumpa dengan istrinya, tapi malah menemukan kamar kosong, Reyhan jadi protes.

"Mi.. Sinta mana? " Tanya Reyhan khawatir.

"Udah mami pindahin. Setelah acara nikah kalian selesai baru kalian boleh tinggal serumah. " jawab mamai santai

"Mamy apa-apaan sih? masak aku harus di pisah? pokoknya aku gak mau, aku mau ketemu Sinta saat ini juga, Mamy tarok Sinta di mana? biar ku jemput. !" Kata Reyhan kesal.

"Gak boleh.. pokoknya saat ini mamy mau kamu murutin kehendak mamy. Dari dulu kamu gak pernah mendengar perkataan mamy, jadi saat ini mamy mau kamu nurut!. gak cukup seminggu kok, habis pesta kalian bisa ketemu lagi" kata mamynya sewot.

"Mamy.... kami bukan pengantin baru lagi.. kami udah nikah enam bulan yang lalu loh mi.. Dad...bantuin aku" Rengek Reyhan pada Daddynya.

" Cuma bentar aja kan? ikut kata Mamy aja" jawab Daddynya. mendengar itu Reyhan makin gusar dan langsung masuk ke kamarnya dan menelfon Sinta melalui vidio call..

"Sayang... kamu di mana? kok kamu mau aja ngikutin tingkah konyol mamy? apa kamu gak tau? kalau aku sangat merindukan mu? " kata Reyhan dengan wajah sedih.

Sinta jadi salah tingkah. Dia hanya diam tak menjawab.

" ya ya jangan banyak pikiran. Aku akan bersabar, kamu jaga kesehatan ya.. " Kata Reyhan, dia khawatir jika Sinta banyak pikiran tak baik untuk janinya yang belum berusia dua bulan. Janin itu masih sangat rentan.

Malam itu, Reyhan gak bisa tidur, dia sangat gelisah, dia berusaha memejamkan matanya tapi pikirannya selalu melayang, akhirnya dia duduk, pergi keluar kamar dan mengetuk pintu kamar orang tuanya.

"Ada apa? "Tanya Daddynya

"Aku gak bisa tidur" katanya sambil nyelonong masuk kamar orang tua nya.

"Mi... mami gak kasihan sama aku? aku gak bisa tidur mi.. jika satu minggu aku gak tidur kan kacau mi" Rengeknya kayak anak kecil.

Mamynya langsung bangun dan mengusir putranya ke luar kamar.

"Dasar kekanak-kanakan, sana.. balik ke kamarmu" Kata mamynya dan langsung menutup pintu kamarnya. Reyhan berdiri terpaku di depan pintu kamar orang tua nya , dia ingin menelfon istrinya itu, tapi takut akan mengganggu istirahatnya, akhirnya dia kembali ke kamar, memejamkan mata dan berharap agar kantuk akan menghampiri dirinya.

Reyhan masih tak bisa memejamkan matanya. Dia tak menyangka dia akan seterikat itu dengan dengan istrinya. Cinta itu memang sangat aneh. Hanya dengan berjauhan saja hatinya tak bisa tenang. Selama ini dia tidak pernah merasakan hal itu. Dia tidak pernah merindukan seorang wanita pun selama ini. Tapi, Reyhan merasa sangat kehilangan saat Istrinya itu tak berada di sisinya hanya sehari saja. Apa lagi ini hampir satu minggu. Sepertinya mami benar-benar ingin menyiksanya saat ini.

Reyhan benar-benar tak bisa memejamkan matanya. Tanpa terasa matahari sudah terbit di ufuk timur.