Siang itu, sinta pontang panting melayani permintaan karyawan disana yang memesan makanan. Gadis itu sudah seperti semut yang menyediakan stok makanan untuk musim kemarau .
Sinta berjalan terburu buru sehingga hampir saja dia menabrak Reyhan yang juga akan masuk ke gedung itu, gadis itu segera mengerem mendadak langkahnya sehingga hampir saja dia jatuh ke belakang karena kurang keseimbangan. Reyhan segera meraih pinggangnya sehingga Sinta berada dalam dekapannya. Reyhan terdiam beberapa saat sampai sebuah suara mengagetkannya.
"Sayang.... ngapain kamu peluk gadis itu lama lama" Katanya dengan nada kesal. Dia memandang jijik ke arah Sinta.
"Terima kasih banyak Tuan.. maaf.. saya tidak sengaja, saya tadi sedang buru buru. " Katanya sambil tersenyum kaku lalu segera kabur meninggalkan mereka.
"Mas... ini.. maaf sedikit berantakan tadi aku hampir jatuh.. tapi makanannya gak papa kok.. aman hehehe.. " Katanya dengan tawa polos nya.
laki-laki itu langsung berdiri memeriksa keadaan Sinta.
"Kamu gak terluka kan? " Tanyanya cemas. Reyhan yang baru masuk ke ruangan itu tampak amat kesal. Meskipun Sinta adalah Istri siri 'yang tak ingin diakui'nya tapi dia merasa sakit hati saat orang lain mendekati miliknya itu. Dia merasa terhina.
"Gak apa apa.. aman.. oh ya, ada yang bisa aku bantu lagi? " tanya Sinta masih berdiri di dekat meja laki-laki itu.
"Ini.. satu buat kamu..kamu belum makan bukan? Aku sengaja melebihkannya satu untuk kamu. " Kata laki-laki itu lagi.
"Gak usah Mas... aku gak enak nerimanya.. lagi pula itu kan juga kerjaan aku"
"Pokoknya ambil saja.. gak baik nolak rezeki" Jawab laki-laki itu masih menyodorkan kotak makanan itu.
"Iya deh.. Alhamdulillah kalau gitu.. mudah-mudahan Allah membalas kebaikan Mas Andi.. " Kata Sinta nyengir dan saat itu.... "BUUK.. " Reyhan sengaja menabrak Sinta sehingga kotak makanannya jatuh.
"Maaf.. " Kata Reyhan sambil berlalu tanpa menoleh sedikitpun. Sinta memandang Reyhan dengan cemberut..
"Sinta... ini.. kamu bisa ambil punyaku.! " Kata Andi sambil menyodorkan kotak makanannya.
"Gak papa Mas.. ini masih bisa di makan kok" Jawab Sinta sambil memungut kotak makanannya yang jatuh.
"Oh ya.. kamu.. tolong antarkan minuman keruangan saya!" Kata Reyhan berbalik sambil menunjuk Sinta.
"Baik Tuan! " Jawab Sinta dan segera bergegas untuk mengambil pesanan tuannya itu.
Begitu sampai di ruangan Reyhan, Sinta melihat wanita yang bersama Reyhan tadi sedang duduk di atas pangkuan Reyhan sambil memeluk leher laki-laki itu. Sinta hanya menggelengkan kepalanya pertanda heran dan memutar bola matanya malas.
'Apa gak ada tempat lain apa? ' Batinnya
"Tuan.. ini minuman anda! " Kata Sinta dan langsung hendak pergi meninggalkan tempat itu.
"Malam ini kamu nginap di rumahku ya! " Kata Reyhan lembut.
"Benarkah? " Suara perempuan itu terdengar bahagia.
Sinta yang sempat mendengar percakapan itu langsung tersenyum gembira, berarti malam ini dia bisa nginap di kontrakannya dan menyelesaikan proposal skripsi nya untuk bimbingan esok hari.
Reyhan melemparkan pandangannya kearah Sinta yang sedang menutup pintu ruangannya.. gadis itu tak marah sama sekali. Reyhan merasa sedikit kesal.
Reyhan bangkit dan keluar ruangannya sehingga membuat perempuan itu tampak. bingung.
"Kamu mau. kemana? " Tanya perempuan itu.
"Tunggu di sini! " Perintah Reyhan. Nada lembutnta tadi langsung berganti dengan nada dingin.
Reyhan berjalan ke arah pantry itu, dia dapat melihat Sinta membuka kotak makanannya itu dan menyantapnya dengan lahap. Reyhan menggeram karena kesal. Bisa-bisanya gadis itu memakan makanan itu. Tanpa sadar Reyhan mendekati Sinta.
"Kenapa kamu masih memakan makanan itu?" Tanya Reyhan kesal.
"Aku lapar. " Jawab Sinta santai masih terus menyuap makanannya. Melihat itu Reyhan semakin geram dan mencengkam lengan Sinta.
"AW.. . TUAN.. SAKIT! " Teriak Sinta kesal. Untung saja tak ada orang lain di sana. Jika tidak, mereka akan menjadi pusat perhatian karena teriakan Sinta.
Reyhan menatapnya marah, lalu pergi dengan kesal.
"Dasar aneh! " gerutu Sinta sambil mengusap usap tangannya yang sakit lalu meneruskan makanannya.
........
Sore itu, Reyhan telah pulang lebih dahulu bersama wanita itu. Bibi yang membukakan pintu hanya menatap kaget tuan mudanya itu. Lalu melihat kebelakang berharap Sinta akan ada di belakang, tapi tak ada orang lain.
......
Hari sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sinta masih belum menampakkan batang hidungnya. Reyhan yang sedang santai di ruang keluarga bersama wanita itu menjadi kesal.
"Kemana kau pergi? " Gumamnya kesal.
"Apa? " Tanya perempuan itu tidak mengerti.
"Tidak ada. Aku harus keluar sebentar, ada urusan penting. Kau tunggu aku di kamar! " Perintah Reyhan dan langsung mengambil kunci mobilnya.
Tujuan utama Reyhan adalah kontrakan Sinta.. namun perempuan itu tak ada di sana. Hatinya semakin kesal. Dia tak tau harus mencari Sinta kemana lagi, lagi pula dia tak punya nomor ponsel perempuan itu.
Begitu Reyhan meninggalkan kontrakan Sinta, gadis itu datang dari arah yang berbeda. dia membawa setumpuk kertas dengan wajah gembira.
"Huf.. akhirnya selesai juga.. untung perempuan itu ada di rumah.. jadi aku bisa kabur. " katanya tersenyum bahagia. Dia tak tau apa yang akan menantinya esok hari. Kemarahan Reyhan sudah sampai ke ubun -ubun pria itu.
Reyhan telah kembali ke rumahnya. Hal yang pertama yang dilakukannya adalah memeriksa kamar Sinta, dia berharap istri sirihnya itu sudah kembali, namun harapannya sia-sia.
Dengan perasaan kesal, dia memasuki kamarnya dan melampiaskan amarahnya pada perempuan yang ada di kamarnya.
Perempuan itu kaget karena Reyhan lebih buas dari biasanya.. tapi perempuan itu tersenyum puas menikmati permainan Reyhan malam itu.
Hai... part ini kemaren belum ada ya.. jadi.. karena cerita yang kemaren terkesan terlalu terburu buru.. makanya cerita ini ku revisi dengan menambah beberapa bab saja. mudah mudahan gak bosan ya...
terima kasih banyak..