webnovel

prolog

Namaku Risma berusia 26th aku seorang single parent yang memiliki seorang anak cantik berusia 5th bernama Lili Pradigta.

Masih muda memang di umur segitu aku sudah berstatus janda, aku menikah karena perjodohan kedua orang tua kami, seiring berjalannya waktu ketidakcocokan itu semakin terlihat dan bahkan semakin menonjol sehingga kami memutuskan untuk berpisah.

Kami masih menjalani silaturahmi karena bagaimana pun kami sudah memiliki anak yang harus kami urus bersama.

Aku memiliki kedua orang tua yang sudah cukup sepuh.

Pada suatu hari kedua orang tua ku ingin pergi berkunjung kerumah sanak saudara yang berada di luar kota aku tidak sempat mengantar di karenakan ada urusan pekerjaan akhirnya orangtua ku memutuskan untuk berangkat sendiri mengendarai sebuah mobil, naas nasib buruk menimpa kedua orang tuaku mereka kecelakaan sampai akhirnya harus dilarikan kerumah sakit.

Kedua orang tua ku koma,

singkat cerita sudah sebulan kedua orang tua ku tidak kunjung sadar dari koma nya, tabungan dan segala aset yang kami punya sudah habis terjual untuk biaya rumah sakit karena kami tidak memiliki BPJS bahkan aku memiliki hutang dibeberapa bank.

Belum lagi aku harus menerima kenyataan pahit bahwa kantor ku sedang bermasalah dan ada pengurangan karyawan di kantor ku dan aku salah satu karyawan yang kena PHK.

Seminggu setelah pemecatan aku harus menerima kabar buruk bahkan amat sangat buruk untukku,

Duaaarr bagai sambaran petir disiang bolong,

Orang tua ku dinyatakan meninggal dunia.

rasanya aku tidak sanggup untuk melanjutkan kehidupan ku setelah ini.

menyesal, stress, frustasi bahkan hampir gila rasanya.

Hatiku hancur harus kehilangan kedua orang tua yang amat menyayangi ku dan anakku.

Kehidupan terus berjalan, hari demi hari berganti aku mulai bisa menerima kenyataan pahit di tinggal orang tuaku.

Seperti sebuah hantaman benda tumpul di dadaku terasa sesak dan begitu sakit ketika aku bangun dari tidur ku.

Air mataku terus menetes saat menyadari apa yang sudah ku perbuat tadi malam.

Hatiku hancur ketika menyadari bahwa tadi malam aku dengan sukarela memberikan kehormatan ku hanya untuk beberapa lembar kertas berwarna merah ini.

Perasaan ku benar- benar tidak karuan. bahkan sekarang aku merasa jijik dengan diriku sendiri kenapa aku mau memberikan kehormatanku kepada orang yang baru saja aku kenal.Bahkan belum ada dua belas jam aku mengenal laki- laki ini, tapi aku sudah berani menerima penawaran gila yang ia lontarkan kepadaku saat itu.

"Semua Demi Lili" desisku lirih.

Pelan-pelan aku bangkit dari ranjang, dengan segala kekuatan yang ada dan sisa-sisa sakit hati yang masih terasa, aku memunguti satu persatu bajuku yang tercecer di lantai kamar hotel ini.

Aku melirik sebentar laki-laki yang masih tertidur di sampingku tadi.

"Ayah, Ibu maafkan anakmu ini.

Ini semua demi Lili."

Sekali lagi air mataku menetes.

Aku tidak bisa membayangkan betapa hancur dan sakit hati nya org tuaku atas apa yang aku lakukan.

Semoga orang tua ku yang di surga tahu, bahwa aku melakukan ini bukan karena keinginan diriku sendiri.

Aku hanya ingin menyelamatkan Lili dan semua ini yang aku lakukan karena terpaksa.