Di dalam Aula Yulian.
Selir Bai sedang duduk berlutut di atas bantal empuk, secangkir teh diletakkan di meja pendek di depannya.
Ujung jarinya yang menempel pada cangkir teh terlihat semakin putih dan ramping.
Selir Chen yang duduk berlutut di sampingnya berkata dengan hati-hati.
"Apakah kakak sudah mendengar tentang pesta ulang tahun tadi malam?"
Selir Bai, "Tentang apa?"
"Tentang Selir Xiao yang keracunan. Katanya di sana dia muntah darah dan pingsan, hampir saja dia tewas. Kemudian tabib istana menyelamatkannya. Ck ck, nyawanya benar-benar kuat."
Selir Bai menghela napas, "Selir Xiao sungguh malang, tiba-tiba mendapat bencana begitu besar tanpa diketahui alasannya."
Selir Chen diam-diam mengerutkan bibirnya dan berpikir dalam hati, si teratai putih ini sedang berpura-pura lagi.
Selir Chen memuji dengan terampil, "Kakak, kamu terlalu baik hati. Menurutku itu semua adalah salah Selir Xiao sendiri. Seandainya dia tidak merayu Yang Mulia Pangeran agar membawanya ke pesta ulang tahun, maka dia tidak akan keracunan. Kakak tidak perlu bersimpati kepadanya."
Selir Bai mendesah dengan lembut, "Bagaimana pun juga kita adalah saudara. Dia mengalami hal semacam ini, mana mungkin aku mengabaikannya? Berdasarkan logika seharusnya aku pergi menjenguk Selir Xiao. Tapi tubuhku ini terlalu tidak berdaya, dua hari ini aku terus kurang enak badan. Kalau adik ada waktu luang, bisakah kamu menggantikan aku pergi ke Aula Qingge untuk menjenguk Selir Xiao?"
Selir Chen memang menunggu kata-kata ini, dia pun bergegas menyetujuinya.
"Baik, kebetulan belakangan ini aku menganggur. Bagus juga kalau aku pergi menjenguknya."
"Terima kasih, Adik."
Setelah meninggalkan Aula Yulian, Selir Chen berjalan sambil membuat rencana dalam hati.
Awalnya dia ingin memakai koneksi dengan Selir Bai untuk dapat berpijak dengan kokoh di Istana Timur ini.
Selir Bai lemah dan sakit-sakitan. Dia memperlakukan orang dengan hangat, kelihatannya temperamennya itu sangat mudah dipegang. Namun setelah bergaul lama dengannya, Selir Chen menyadari bawah wanita ini tidak seperti penampilannya. Kelemahan hanyalah sebuah ilusi yang sengaja dia samarkan. Faktanya, pikirannya lebih dalam dari siapa pun.
Dia menerima semua sanjungan dari Selir Chen, namun dia tidak membiarkan Selir Chen mendapatkan sedikit pun keuntungan.
Jelas-jelas Selir Chen masuk istana lebih dulu dibanding Selir Xiao, namun Selir Xiao sudah bisa membuat dirinya dibawa oleh pangeran untuk menghadiri pesta ulang tahun. Sedangkan dia, bahkan untuk bertemu dengan pangeran saja sangat sulit.
Kalau terus begini, cepat atau lambat Yang Mulia Pangeran akan melupakannya.
Selir Chen merasa bahwa penampilan dan bakatnya tidak kalah dari wanita-wanita lainnya di dalam istana, dia tidak rela dilupakan seperti ini.
Dia ingin berjuang untuk diperhatikan, dia ingin berada di atas!
Karena Selir Bai tidak bisa membantunya, maka dia akan mencari jalan sendiri!
Xiao Xixi berbaring di tempat tidur sepanjang pagi.
Siang harinya dia bangun dan makan, lalu berjalan-jalan di halaman belakang untuk mencerna makanannya sekaligus mengagumi ayam jantan sang tiran beserta para selirnya.
Xiao Xixi berkata, "Kulihat ayam betina itu kurang suka bergerak, mungkinkah dia sakit?"
Bao Qin, "Perlukah memanggil dokter hewan untuk memeriksanya?"
"Tidak perlu, langsung saja rebus dia. Itu bisa memberi nutrisi untuk badanku."
"…"
"Mengapa kamu menatapku seperti itu?"
Wajah Bao Qin tanpa ekspresi, "Saat ini tubuh Anda masih agak lemah, kemampuan pencernaan Anda terbatas, tidak bisa makan makanan yang terlalu berminyak."
Xiao Xixi tidak mau kalah, "Kalaupun aku tidak bisa makan ayam, tapi kan bisa dimakan oleh pangeran. Bukankah malam ini dia akan datang ke tempat kita untuk makan? Kita potong ayam dan memperlakukannya dengan baik, kalau menurutnya itu enak…"
Mata Bao Qin berbinar, "Kalau menurutnya itu enak, kelak dia akan datang lagi ke Aula Qingge!"
"Bukan, kalau menurutnya itu enak, dia akan mengizinkan kita untuk memperluas kandang ayam dan memelihara lebih banyak ayam dan bebek. Dengan begitu nanti aku bisa makan ayam setiap hari, hehehe!"
"…"
Bao Qin diam-diam menepuk mulutnya sendiri.
Aku benar-benar bodoh.
Bagaimana aku bisa mengira kalau nona sedang memikirkan cara untuk berusaha mendapatkan perhatian pangeran?
Walaupun hatinya sangat putus asa, Bao Qin tetap membawa ayam betina yang kurang suka bergerak itu ke dapur kecil.