webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Sejarah
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Syukron Kasirt

Sebutir air mata nampak lolos dari kelompolaknya saat menunduk, terjatuh ditelapak tangan kekar yang mengadahkan. Bilqis bersandar penuh haru pilu di pelukan Kakaknya.

Semua orang mulai risau dan kekhuwatiran mencekam dimana-mana, kepanikan semakin menjadi. Satu-persatu dari korban yang telah diidentifikasi. Semakin menjadi tangisan gadis cantik itu. Gadis yang berusaha tegar, dia mengangkat kepalanya berusaha baik-baik saja walau hatinya patah.

"Aku kuat Mas, aku tidak papa," ujarnya menatap kakaknya dengan penuh haru.

"Masih ada harapan, mungkin saja itu nama Fatih yang lain, jangan menangis lagi," ujar Nuril dengan sangat tegar.

"Aku akan mencari info lebih lanjut, kamu jangan terlalu sedih dan berlarut-larut, tetaplah berdoa agar Allah mengabulkan semua doamu. Tidak ada tempat bersandar namun tetap ada tempat sujud," imbuhnya, Bilqis berusaha tersenyum walau air matanya kembali terjatuh.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com