Bangunan besar dan megah, Rehan terlihat tidak sabar ingin segera turun dia menggendong Alif dan Rina menelpon orang yang memesan kue kemarin.
Setelah berbincang, Rina menutup telepon dan segera mempersiapkan. "Kita langsung ke dapur belakang Han."
"Asiap ... Alif. Ini adalah berkah Ramadan dan rezekimu anak sholeh. Kamu juga pintar tidak rewel 1 hari ini," puji Raihan kepada Alif lalu mencium pipinya.
"Bayar Om Alif ... satu kecupan lima puluh ribu," canda Rina yang lalu menggendong Alif.
Raihan tertawa lalu masuk mobil dan melajukan ke halaman belakang hotel. Rina berbincang dengan repsesionis hotel.
Saat asyik berbincang, pandangan Rina teralihkan. Sosok pria tampan sedang berbicara langkah dari arah depannya. Pria yang dirindukan hatinya, ulah detak jantung Rina kembali berdetak cepat.
Pria itu terlihat sangat asyik menikmati obrolannya dengan orang berjas hitam. Rasanya Rina tidak sanggup dan ingin melarikan diri.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com