webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Sejarah
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Mendengar Dengan Seksama

Kedua saudara yang mengalami keadaan berbeda, di Negeri orang Fatih merasa kesepian, sedang Barrak bersama yang lain sedang ditenda pengajian.

"Loh Mas, tadi yang qiroat tadikan? Suaranya bagus lho, boleh minta nomor hp enggak Mas," ujar seorang pemuda yang membawa camera.

"Boleh kok minta nomor asal nomorku jangan disebarkan ya. Jangan di santet atau di guna-guna ya," canda Barrak, pemuda itu tertawa, Barrak memberikan ponselnya pemuda itu mencatat.

"Mas ini bercandanya lucu banget ya nggaklah ... nggak akan macem-macem Ingsya Allah, aku tadi kan sudah marekam suaranya Mas, nanti aku akan tunjukkan ke Bos, siapa tau suka bisa tuh menjadi kaset Qiroat,"

"Hehehe, ada-ada saja, terserah Maslah, aku minta nomer Mas dulu," ujar Barrak pemuda itu mendekte Barak menulis, kemudian mereka menyimak pengajian.

'Wis ... kiai Mad keren banget judulnya aja maksiat apa saja yang bisa dilakukan anggota tubuh,' komentar Barrak.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com