webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Sejarah
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Mencari Pahala

Mereka tidak saling berbicara sama sekali. Zain memperhatikan Sayyida.

'Betah sekali dia membisu, apa yang sebenarnya terjadi. Aku merasa tidak melakukan kesalahan. Dia tidak mengatakan apa pun mana aku tau? Letak kesalahanku. Padahal aku sudah sangat sweet lo ini. Aku juga baik kepada keluarganya. Entahlah,' umpat Zain dalam hati lalu memejamkan mata.

Tok!

Tok!

Zain membuka mata setelah mendengar suara pintu diketuk, Sayyida dan Zain saling menatap kemudian bangun. Sayyida melangkah cepat ke pintu sambil menyampingkan rambutnya.

"Da ... mau pinjam."

Ceklek.

"Maaf ya. Mau pinjam changer," ujar budenya. Sayyida segera mengambilkan dengan tersenyum.

"Lho, kenapa kok ada bantal dan selimut di sofa? Apa kalian tidak seranjang? Kalian tidak tidur bersama?" tanya bude.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com