webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Sejarah
Peringkat tidak cukup
228 Chs

Aduh Remuk Nih ...

Cahaya mentari siang itu sangat cerah, putra ragil Kiai Fattah, sedang duduk di perpus pondok.

Dia menyiapkan diri untuk pulang ke Pekalongan.

'Sebenarnya aku merasa belum pantas untuk bertemu Abah dan Umi. Namun, berhubung ini pernikahannya Gus aku harus pulang. Umi juga sudah memintaku. Hufth ... pamit dulu,' bicaranya dalam hati lalu mengemas beberapa buku.

Setelah beberapa saat, seusai menata buku dia bergegas berjalan ke rumah Kyai. Melihat Gus Za yang sedang sibuk menata pot.

"Assalamualaikum Gus," panggilnya, Gus Za tersenyum.

"Wa'alaikumsalam, tumben Kang, lama kita nggak ngobrol," ujar Gus Za sambil mencuci tangan.

"Iya Gus, soalnya ini juga sibuk banget, sekarangkan ada ujian dadakan, lalu ... ini mau pamit, pulang tiga harian Gus Kakak saya menikah, sama Ibu disuruh pulang. Kiai ada?" tanya

"Abah tindak Kang, nanti aku sampaikan Kang, hanya tiga hari kan?" tanya Gus Za memandang Barrak, Barrak mengangguk.

"Matur nuwun Gus, saya pamit ya Gus, Assalamualaikum,"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com