webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#REVENGE
#FIRSTLOVE
#FACESLAPPING

KISAH CINTA RATU MAFIA - IDENTITAS BARU

Penerus bisnis peralatan militer canggih ingin menjadi aktris?!  Velina, cucu konglomerat di Kota Jet. Wanita yang telah berkeliling dunia mempelajari bela diri hanya untuk meneruskan perusahaan kakeknya!  Namun suatu hari gadis ini menggemparkan keluarganya.  "Eyang, aku mau menjadi seorang aktris!"  Velina pun menjadi aktris dengan nama samaran 'Nana'.  Tak ada orang yang tahu jati dirinya sebagai orang kaya, namun... Siapakah lelaki yang ingin mensponsorinya ini?  Daniel, seorang lelaki ‘kanebo’ yang mengidap penyakit ‘bucin’ tingkat stadium akhir, teman masa kecil Velina yang kembali mengejar sang gadis yang telah lama menghilang... Dia ingin membuat Velina menjadi icon baru dari perusahaan raksasanya, Garibaldi Conglomerate, hanya agar dapat lebih dekat dengannya! Terdengar menyenangkan, ya? Tidak juga.  Velina terkenal sebagai seorang pewaris yang hanya bisa bersenang-senang dan tak bisa apa-apa! Rumor mengatakan gadis ini pemain hati para lelaki...karena dia dekat dengan banyak pria mapan nan ganteng!  Eh, Velina dituduh mencoba membunuh presiden?? Apa lagi ini??  ------ "Kalau aku yang mensponsorinya, itu namanya cinta!" - Daniel, Bucin Tingkat Akut.   Dapatkah Daniel mengambil hati Velina? Cobaan apa yang akan menerjang karir Velina sebagai aktris?  Mampukah ia bertahan?  Baca hanya di "judulnya apa"

maiddict · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
581 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#REVENGE
#FIRSTLOVE
#FACESLAPPING

Harapan Terakhir

Olivia terdiam sejenak, menatap temannya.

Raut wajah Indira terlihat sangat menyedihkan dan memelas.

Bagaimana pun seseorang melihatnya, wanita paruh baya itu sepenuhnya tampak seperti seorang pengemis dibandingkan dengan seorang sosialita dengan status tinggi di Kota Jet.

"Sebaiknya kamu meninggalkan negara ini," akhirnya Olivia berkata, memberikan solusi yang menurutnya paling masuk akal saat ini.

Mendengar solusi yang diberikan oleh Olivia, Indira tercengang dibuatnya.

Seolah-olah, ia baru saja mendengar sebuah petir di siang bolong.

"A-apa kamu bilang? Me-meninggalkan negara ini?" Indira berkata dengan terbata-bata.

Detik itu juga, tubuhnya bergetar, semakin lama semakin hebat, saat ia tak kuasa lagi menahan air mata kekecawaan yang seketika itu pula tumpah ruah membanjiri wajah tuanya. Wanita paruh baya itu sama sekali tak memperhatikan imej-nya lagi.

"O-Olivia… Tolong, bantu keluarga kami, huhuhu…" Indira menangis dan tersedak.