"Hey… Kau sedang melamunkan apa?" Tanya Velina yang tanpa permisi menyentuhkan kopi hangatnya pada pipi Marino, yang sepenuhnya tak menyadari jika Velina sudah berdiri di sampingnya, memandangnya dengan sedikit khawatir pada kakak satu-satunya itu.
Terkejut karena rasa panas di pipinya, Marino seketika menoleh hanya untuk melihat Velina yang tersenyum cengar-cengir di sebelahnya.
"Apa kau tak tahu caranya mengetuk pintu?!" Tanya Marino dengan kesal.
"Heeeeiii… Aku sudah mengetuk pintu, ya! Kamu saja yang budeg!" Velina tak mau kalah.
Dia berjalan untuk duduk di kursi yang telah disediakan di depan meja kerja Marino.
Gadis itu duduk dengan santai seolah-olah ruangan itu adalah miliknya sendiri dan satu persatu mengeluarkan isi dari kantung kertas yang dia bawa.
"Apa itu?" Tanya Marino ketika ia mencium harumnya wangi makanan yang menggoda.
Velina memutar kedua bola matanya.
Kakaknya ini tak jauh bedanya dengan Mickey.
Bahkan indera penciumannya pun sangat tajam!
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com