"Gue mau ngomong bentar sama lo, Nay," ucap Mei sambil menarik tangan Naya ke belakang kelasnya.
"Lo kok nikung gue, sih? Lo kan udah tahu kalau gue suka sama Kak Frans, tapi lo malah deketin dia. Kita temen lho, Nay." Mei melipat tangannya di depan dada.
Naya menghela napasnya pelan. "Gue nggak nikung lo, Mei." Naya menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Mei tertawa. "Nggak nikung gimana? Lo hampir tiap hari ada di dekat dia. Lo juga sering jalan sama dia, kan?"
Cewek itu menatapnya tajam. "Lo nggak usah pura-pura bego. Kacamata lo itu nggak buat lo jadi cewek cupu yang kalau ngomong pasti jujur."
Kini Naya yang balik menatapnya dengan tajam. "Think before you speak."
Naya meremas sebelah bahu gadis itu dengan matanya yang berkilat. "Harusnya sih gitu. Kalau lo punya otak," lanjut Naya.
Mei menghempaskan tangan Naya yang menyakiti sebelah bahunya. Ia mendorong gadis itu hingga Naya mundur selangkah. "Jaga omongan lo!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com