webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Realistis
Peringkat tidak cukup
279 Chs

Bully

Motor hitam milik seorang gadis memasuki pekarangan rumah. Ia melepaskan helm yang masih terpasang di kepalanya. Earphone terpasang di kedua telinganya, membuat gadis itu bersenandung kecil sembari melangkah.

Dia memasuki dapur lalu mengambil air dingin, tanpa menghiraukan keberadaan Karina, bahkan ia tak melirik sedikitpun pada wanita itu.

"Sayang, kamu udah pulang?" Wanita paruh baya itu menghampiri putrinya. Menyentuh bahu gadis itu, tetapi tangannya di tepis dengan kasar.

"Mau Mama buatin apa?" tanya wanita itu yang masih berusaha membuat putrinya luluh padanya.

"Tadi Mama dapet telfon dari guru kamu, katanya kamu terlambat lagi?" Wanita itu terus berbicara meskipun tidak mendapat respon.

"Kamu jangan telat lagi, ya. Kalau perlu pintunya jangan dikunci, biar Mama bisa bangunin kamu."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com