webnovel

Chapter 38

Acara selapanan Baby Alena berlangsung khidmat dan lancar. Si bayi montok itu malah tertidur disaat orang-orang menggunting rambutnya sedikit. Ryan yang mengendong putrinya memutari semua hadirin yang ingin mendoakan putri kecilnya.

Saat di depan Nathan, setelah menggunting rambut si kecil, Nathan mencium kepala keponakannya itu hingga membuat si bayi montok itu terbangun lalu menangis dan baru berhenti saat Nathan menggendongnya. Alhasil Nathan lah yang akhirnya meneruskan tugas Ryan membawa baby Alena mengelilingi semua hadirin yang ikut berdoa.

Setelah acara selesai, semua hadirin menikmati makanan prasmanan yang sudah disediakan sang tuan rumah.

"Wah Nathan kamu uda pantas jadi bapak. Kapan menyusul?", goda salah satu kerabatnya yang bernama Fadli.

"Sebentar lagi om Fadli. Istriku juga lagi hamil kok om. Doakan saja lancar semua sampai si dede lahir", ujar Nathan bahagia.

"Selamat ya Nathan. Albert makin senang nih nambah cucu lagi", kembali ujar Fadli.

"Tentu saja dong senang banget. Cucu ku akan menjadi 2 sebentar lagi. Kapan kamu menyusul", tanya Albert yang berada di dekat Nathan.

"Jangan tanya. Anak bandel itu hanya mau bertualang saja tidak mau menetap. Sudah banyak perempuan dibuat patah hati olehnya", gerutu Fadli.

"Sudah sudah.... Makan yang banyak. Itu soto nya dicoba, enak loh catering ini", ujar Albert. Fadli kembali berbaur dengan kerabat yang lain untuk menyantap makanan yang disediakan.

"Anaknya tidak mau bertanggungjawab pa, aku dengar sudah ada tiga perempuan yang dihamili dan disuruh menggugurkan kandungannya oleh anaknya itu", bisik Nathan pada Albert.

"Sudah biarkan saja yang penting dia tidak usil sama keluarga kita. Kalau macam-macam sama kita, libas saja bisnisnya yang ngga seberapa itu. Yang papa dengar anaknya itu suka pamer kekayaan makanya banyak perempuan terjebak", ucap Albert pelan namun kemudian tersenyum pada Fadli yang sempat menoleh padanya.

Sementara Alexa yang sedang melihat ke smartphone nya duduk di pojok rumah dengan santainya.

"Kenapa duduk disini? Ngga makan?", tanya Ryan duduk disebelah Alexa.

"Malas. Aku takut muntah-muntah lagi ngga enak kedengaran tamu. Makanya sengaja aku kosongkan perutku dulu biar nggak terlalu eneg", ujar Alexa yang hanya melirik sebentar ke arah Ryan dan kembali melihat smartphone nya.

"Ngga nyangka ya kita akhirnya hanya bersama sebagai saudara ipar", ujar Ryan pelan.

"Baguslah masih jadi saudara bukan musuh", jawab Alexa santai.

"Kak Nathan memang idolaku sejak kecil. Dia selalu tegas dan selalu berhasil melakukan apapun yang dia ingin lakukan. Dia bahkan bisa berjuang sendiri terlepas dari bayangan keluarga Maxwell dengan membuka perusahaan nya sendiri", ujar Ryan memandang kagum pada kakaknya yang sedang menggendong Alena di tangannya sambil didekati Chia yang tampak menggoda Alena.

"Nathan Pria ku pantas lah kalau dia hebat. Aku hanya tertarik dengan pria hebat", ujar Alexa menaruh smartphone nya di dalam tas kecil yang ia pakai lalu ikutan memandang ke arah suaminya.

"Apa kamu ngga pernah merasa takut bila suatu saat dia akan mengkhianatimu?", tanya Ryan.

"Aku tidak pernah takut karena aku percaya padanya. Cintaku pada Nathan yang membuat aku percaya padanya", ujar Alexa tegas.

"Apa aku akan bisa seperti kakak ya? Seandainya aku bisa seperti kakak, sejak dulu aku sudah mengikatmu dan mungkin hari ini justru kamu yang jadi istriku", gumam Ryan.

" Walaupun kamu seperti Nathan, aku tidak akan mungkin menikah dengan mu. Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai pria", kata Alexa cuek. Matanya tetap fokus melihat ke arah Nathan dan Chia yang sedang berinteraksi dengan Alena. Alexa mengerutkan keningnya sesaat.

"Hah? Kamu tidak pernah memandangku sebagai pria, jadi kamu mandang aku sebagai apa? Wanita? ", tanya Ryan kaget.

"Aku mandang kamu sebagai keledai yang harus dicambuk dulu baru jalan. Kalau aku dulu tak susah payah mendampingi kamu saat mau ujian ataupun menemani kamu melewati hari patah hatimu, mungkin kamu masih akan terpuruk di sana sendirian. Makanya pas lulus langsung aku menjauh darimu karena aku tak mau terbebani olehmu lagi", ujar Alexa tersenyum pada Nathan yang tampak menghampiri setelah memberikan Alena kepada Lia yang datang menghampiri nya.

"Jadi itu alasan kamu menghilang. Masuk akal si", ujar Ryan.

"Sayang, makan yuk, aku mulai lapar. Kamu juga belum makan kan? Kasihan anakku belum makan juga", ujar Nathan berjongkok di depan Alexa, melingkarkan kedua tangannya di tubuh Alexa yang sedang duduk disamping Ryan. Dengan hentakan kecil, dia mendorong Ryan menggeser duduknya dan Nathan duduk diantara Ryan dan Alexa.

"Ngga segitunya juga kak cemburu nya sama adik sendiri", gerutu Ryan yang membuat Alexa tersenyum.

"Memangnya kamu cemburu sayang sama Ryan? Jangan pernah cemburu sama Ryan sayang, aku barusan bilang sama dia, walaupun dia bisa sehebat kamu, aku tak pernah memandang nya sebagai seorang pria", tatap Alexa manja ke mata Nathan yang tentu saja membuat Nathan bahagia.

"Ah baguslah. Kamu tidak melihat dia sebagai pria lalu lihat dia sebagai apa? Aku penasaran", ujar Nathan lembut sambil merangkul Alexa lalu melihat ke arah Ryan adiknya.

"Keledai", ujar Alexa cuek yang tentu saja membuat Nathan terbahak-bahak.

"Bener banget sayang, dia memang keledai yang harus dipecut dulu baru berjalan", ujar Nathan masih sedikit tertawa.

"Suami sama Istri samanya saja", gerutu Ryan lalu bangun kemudian berjalan menghampiri Lia dan Alena kemudian mengambil alih menggendong Alena.

Alexa memeluk manja Nathan, melingkarkan kedua tangannya dipinggang kekar suaminya dan Nathan mencium pelipis Alexa lembut.

"Sayang jujur saja, aku cemburu melihat kamu barusan bersama Chia", ujar Alexa pelan.

Nathan spontan mengambil muka Alexa lalu ia menatap tajam mata istrinya itu kemudian dia tersenyum.

"Cintaku aku sama sekali tidak pernah memandang wanita lain sama seperti aku memandang mu. Kamu cinta satu-satunya dalam hidupku. Jangan pernah ragukan aku ya cintaku", ujar Nathan lembut sambil menyapu rambut yang menutupi wajah Alexa menaruhnya dibelakang kuping Alexa.

Alexa mencium lembut bibir Nathan cepat dan ia tersenyum lalu ia menaruh wajahnya kembali di bahu Nathan dan memperat pelukan dipinggang Nathan. Nathan mencium pucuk kepala istrinya lembut, berusaha menenangkan gundah hati istrinya.

"Pa lihat tuh, anak dan mantumu, mesra mesraan terus. Semoga mereka selalu bersama ya pa", bisik Liliana yang sedang menggandeng Albert.

"Mereka akan selalu bersama ma, lihat saja mata keduanya, saling memancarkan cinta yang dalam. Papa tau anak papa itu, dia tak pernah ada selera dengan wanita tapi saat bertemu Alexa, dia langsung menjatuhkan pilihannya menikahi wanita hebat itu", gumam Albert pelan.

"Menantu kita Alexa memang hebat dan menantu kita Lia sangat lembut. Kita beruntung ya pa", ujar Liliana dan dianggukin oleh Albert.

Kemudian kembali Liliana dan Albert berbincang dengan beberapa kerabat yang menyapa mereka.