Sudah seminggu Alexa tinggal di rumah Jason dimana ia menemukan kehangatan keluarga yang selalu ia cari.
Ibu dan bapak Broto selalu menganggap Alexa seperti adik Jason karena Jason pernah berjanji pada mendiang ayah kandung Alexa akan selalu menjaga Alexa.
Dulu Jason dan keluarganya bisa dibilang merupakan keluarga yang serba kekurangan hingga Jason bertemu Indra Pratama ayah kandung Alexa secara tidak sengaja.
Indra Pratama telah salah membuang bungkusan berisi uang tunai dengan sampah dari mobilnya. Kala itu Jason kecil yang sedang mengais sampah untuk membantu mencari nafkah orang tuanya menemukan bungkusan itu dan mengembalikannya tanpa kurang sesen pun. Sejak itulah Indra Pratama mengangkat Jason sebagai anak asuh dan kehidupan keluarga Jason ikut meningkat.
Rumah yang mereka tempati kini adalah rumah yang dibelikan Indra Pratama untuk Jason tempati bersama kedua orang tuanya. Selain itu Indra juga membiayai pendidikan Jason walaupun hanya kuliah di perguruan negeri saja.
Saat Alexa kembali dari luar negeri, Jason dipercaya menjadi Asisten Pribadi Alexa dan Jason jugalah menjadi sahabat baik Alexa yang sangat ia percayai sejak ibunya meninggal.
Jason bahkan telah berjanji pada saat terakhir hidup Indra Pratama akan selalu menjaga Alexa seperti adik kandung nya sendiri.
"Selamat malam. Aku Nathan, suami Alexa. Apakah istriku ada disini?", tanya Nathan di depan pintu rumah saat bu Broto membukakan pintu.
"Malam nak Nathan. Ada tapi seperti nya Alexa sudah tidur deh soalnya tadi dia sempat masuk angin. Habis ibu kerokin, dia minum obat dan langsung tidur", ujar bu Broto.
"Masuk aja tuan Nathan, dia biasanya kalau tidur tidak kunci pintu kok", ujar Jason yang melihat dari ruang keluarga sambil menunjukkan ke salah satu kamar di dalam rumah.
"Oh iya, masuk aja nak", ujar bu Broto sopan.
"Aku permisi ya, aku mau ke kamar Alexa", ujar Nathan.
Nathan masuk dan langsung menuju ke kamar yang tadi ditunjuk oleh Jason. Nathan membuka handle pintu dan benar saja, pintu itu tidak dikunci.
Saat pintu terbuka, Nathan melihat Alexa yang pulas tertidur di atas ranjangnya dengan ditutupi selimut tidak terlalu tebal. Nathan masuk lalu menutup pintu dan berjalan menuju ke ranjang dengan hati-hati.
Sesampainya di tepi ranjang, Nathan membungkuk lalu ia mencium kening Alexa namun mukanya langsung menunjukkan rasa kaget. Ia langsung menaruh punggung tangannya di kening Alexa dan ia merasakan suhu tubuh Alexa yang tinggi. Nathan langsung kembali membuka pintu lebar-lebar dan lalu berbalik lagi membopong tubuh Alexa yang ternyata sedang demam.
"Maaf bu, aku bawa Alexa ke rumah sakit dulu ya, dia demam sekali", ujar Nathan agak panik saat berpapasan dengan bu Broto di depan pintu.
"Ngga usah cemas nak Nathan. Alexa memang suka demam kalau dia masuk angin. Cukup kompres juga nanti akan turun panasnya", ujar bu Broto lembut.
"Ngga apa bu, aku bawa ke rumah sakit aja biar aku lebih tenang. Permisi", ujar Nathan lalu berlalu keluar dari rumah kemudian langsung masuk ke dalam mobil yang telah menunggu.
Tak lama mobil yang disopiri oleh asisten Nathan itu telah memasuki halaman rumah sakit dan diruang UGD langsung dokter yang berjaga memeriksa Alexa. Setelah pemeriksaan menyeluruh, dokter UGD menemui Nathan.
"Selamat malam tuan Nathan. Nyonya Alexa sudah kami periksa semuanya. Syukur tidak ada yang mengkhawatirkan. Dia hanya masuk angin saja dan sedikit kelelahan. Setelah infusnya habis, nyonya bisa pulang, kira-kira setengah jam lagi tuan", ujar dokter jaga berbicara di depan Nathan yang menunggu di ruang tunggu.
"Malam dokter. Ok jadi Alexa ngga perlu dirawat ya dokter?", tanya Nathan tetap cemas.
"Ngga perlu tuan. Setengah jam lagi, nyonya bisa pulang. Dia sudah sadar tadi saat pemeriksaan dan sempat kaget saat melihat kami. Silakan tuan menemui nyonya. Saya permisi ya, saya patroli malam dulu, check pasien lain di ruang UGD", ujar dokter jaga itu lagi.
"Terimakasih dokter. Baik aku tengok istriku dulu. Sekali lagi terimakasih", ujar Nathan sambil menyalami tangan dokter jaga.
Nathan masuk ke ruangan UGD lalu ia mencari tempat tidur Alexa dan saat menemukan ia menghampiri Alexa.
"Aku sudah tebak pasti ini ulah kamu yang bawa aku kesini kan?. Apa tadi bu Broto ngga kasih tau kamu kalau aku cuma masuk angin aja? Menyebalkan sekali si kamu", gerutu Alexa.
"Maaf sayang. Iya tadi bu Broto juga bilang kamu dikompres aja juga akan turun demamnya. Cuma kan aku cemas sayang. Aku takut kamu kenapa-kenapa", ujar Nathan lembut sambil menggenggam tangan Alexa.
Tak lama dokter jaga tadi mendekati Alexa dan Nathan sambil membawa sebuah kursi roda.
"Selamat malam Nyonya Alexa dan Tuan Nathan. Ini infusnya saya cabut ya. Nyonya sudah boleh pulang. Tidak perlu di rawat. Yang penting istirahat aja dulu di rumah ya. Ini sudah saya bawakan kursi rodanya. Bisa dipakai sampai ke kendaraannya. Asisten tuan Nathan sudah membereskan administrasi nya", ujar dokter jaga itu.
"Gendong aku sampai mobil. Aku ngga mau pakai kursi roda. Itu hukuman kamu", perintah Alexa.
"Siap sayang. Ayo pulang", ujar Nathan ceria lalu ia menggendong ala bridal istrinya yang memeluknya erat. Semua mata memandang iri padanya karena Alexa digendong seorang pria tampan dan bertubuh atletis.
"Kita kemana bos?", tanya asisten Nathan.
"Pulang ke apartemen aja ya", ujar Nathan sambil meletakkan Alexa di kursi dalam mobil dan setelah menutup pintu, Nathan masuk dari pintu mobil yang satunya. Kemudian mobil bergerak menuju ke arah apartemen Alexa.