Diana menatapnya kosong, tidak percaya bahwa kata-kata kejam seperti itu akan keluar dari mulut Kevin. Suasana hati seperti apa yang dia rasakan di tempat tidurnya malam itu? Dia hanya tidak ingin bercerai lagi, dia hanya ingin menghargai semua yang ada di depannya, dia tidak ingin menggunakan siapa pun. Tetapi di telinga Kevin, yang memiliki ingatan sepuluh tahun kemudian, dia takut itu hanya akan menjadi lelucon lain.
Saat tulang rahang Diana sangat sakit hingga tidak tahan, jari-jari pria itu tiba-tiba mengendur. Wajahnya yang pucat dan tegas tampak lembut, tetapi suhu di antara alis dan alisnya terasa dingin.
"Jangan menangis, air matamu tidak masuk akal bagiku."
"Kevin…" Diana menatap matanya seperti ini, dan sebuah lubang besar digali di dalam hatinya, dan tangannya tanpa sadar mencoba mengencangkan sudut-sudut bajunya.
Kevin melirik jarinya dan mencibir pelan: "Kamu masih terbiasa bertingkah seperti bayi di depanku."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com