Jaka Ambarawa adalah pendekar 6 salah satu murid istimewa dari Vallion, ketika itu saat suasana di dalam kedai sudah tidak lagi menegang, Jaka Ambarawa beserta kedua muridnya melanjutkan perjalanan ke ibukota, sesuai instruksi yang tertulis dari surat yang diterimanya.
Organisasi Hunter adalah elit pasukan bayangan yang di bentuk Vallion guna menghimpun para pendekar berbakat. Meskipun diluar otoritas kerajaan namun siasat raja menjadikan Vallion sebagai panglima perang adalah untuk menjadikan organisasi Hunter sebagai pasukan di bawah kendalinya.
Berbeda dengan raja sebelumnya dikatakan memiliki kekuatan tempur yang begitu luar biasa, bahwa Vallion yang terkuat di kerajaan sekarang adalah murid terbaik dari Raja Ashgar, raja generasi ke-enam dari kerajaan Shindra.
Generasi ke-tujuh dimasa yang sekarang di bawah kepemimpinan Raja Nova Scotia, yang dimana raja yang sekarang tak memiliki kekuatan tempur khusus namun memiliki tentara yang absolut dan tak terkalahkan.
Meskipun raja generasi ke-tujuh tidak memiliki kemampuan beladiri akan tetapi dikatakan bahwa Raja Nova Scotia adalah raja tercerdas sepanjang sejarah.
Terbukti dari tentara perang bentukannya yang begitu over power dan tersohor seantero bumi. Dari 10 ksatria agung yang juga menjadi pejabat kerajaan, ada juga organisasi Hunter yang siap bertempur saat di butuhkan dan 4 korps pasukan beserta divisinya. Di atas semua itu yang terkuat adalah 4 pahlawan veteran yang memiliki kendali atas elemen bumi.
Namun di balik kecerdasannya, Raja Nova Scotia sangat otoriter, dimana pajak begitu tinggi, hukum tumpul ke atas namun tajam ke bawah, kehidupan istana yang bermegah-megahan, hingga keretakan perlahan muncul dari dalam.
Sesampainya Jaka Ambarwara digedung organisasi Hunter yang berada di ibukota, Vallion beserta para ranker talah menunggunya di ruang rapat. Di organisasi Hunter sendiri memiliki sistem ranker yang dimana para anggota menaikkan rangkingnya sesuai kemampuan dan dan misi yang telah diselesaikan.
Ruang rapat juga di ikuti oleh 5 ranker teratas, dan pada posisi top five sudah seharusnya bagi mereka untuk mengeluarkan pendapat dan dedikasinya di situasi genting seperti sekarang ini.
Tidak lama setelah kedatangan Jaka Ambarawa, murid istimewa yang lainnya juga datang, yaitu pendekar 1 yang bernama Shisio dan pendekar 3 yang bernama Paul.
Rapat sesungguhnya sudah bisa dimulai karena 3 pendekar istimewa telah hadir beserta 5 ranker teratas. Namun Vallion masih mengharapkan kedatangan pendekar 2 bernama Ben Davis yang tak kunjung datang. Meski begitu rapat yang tidak bisa ditunda mau tidak mau harus dimulai, kedatangan 3 pendekar istimewa saja sebenarnya sudah diluar ekspektasi sang guru.
Vallion memulai rapat dengan pembukaannya di atas podium, pendekar 4 yang bernama Gagna tiba-tiba datang, memberikan jeda sesaat pada penyampaian yang retoris itu. Seorang pria dengan rambut panjang putih, ahli pedang, murid istimewa yang paling misterius dan jenius dengan senyuman palsu bak topeng yang selalu diperlihatkannya.
Gagna kembali menyunggingkan senyuman khasnya ketika mendapati di ruang rapat itu tidak dihadiri oleh Ben Davis, itu artinya ranker penyampai pesan berhasil terbunuh diperjalanan, sehingga pesan tak tersampaikan. Rencana Gagna bisa kacau kalau Ban Davis mengikuti rapat.
Gagna duduk dengan santai mengikuti proses rapat internal itu, yang dimana penyampaian Vallion adalah untuk meminta para murid istimewa dan top Five agar mengungkap dan menyelesaikan masalah pembantaian yang merebak belakangan ini.
Tentu Vallion sadar betul bahwa yang mereka hadapi adalah ras iblis, itulah mengapa tenaga para murid istimewa juga dikerahkan dalam misi ini. Beredar rumor bahwa satu ras iblis setara dengan 50 ranker, namun jika bisa menebas leher ras iblis, tubuh mereka tidak akan bisa beregenerasi.
Ruang rapat tidak boleh dihadiri oleh selain top five dan murid istimewa, itulah mengapa Bayu dan Bernard yang bukan bagian dari organisasi Hunter menunggu gurunya di luar gedung.
Sesuatu yang mengganjal dirasakan oleh Bayu sewaktu menunggu, peristiwa itu terjadi saat Gagna masuk ke dalam gedung melewati mereka. Bayu dengan masa lalu yang gelap sebagai bos bandit sadar bahwa aura ini adalah aura iblis, para murid istimewa memang memiliki aura yang begitu kuat, namun aura gelap sepertinya telah menyelimuti sesaat ketika Gagna berjalan melewati mereka sehingga membuat atsmosfirnya terasa berat dan mencekam.
"Guru biarkan aku dan kedua muridku saja yang menghabisi para ras iblis itu," ujar Jaka Ambarwara diruang rapat.
"Ras iblis sepertinya sudah lepas dari segel Harashu, dan dikhawatirkan dalam waktu dekat ras iblis akan menyerang kerajaan dengan kekuatan penuh, habisi semua ras iblis sebelum bulan purnama, untuk itu kita perlu jumlah. Raja juga mengerahkan 4 korps dan para ksatria agung mengingat bulan purnama yang tinggal hitungan hari," jelas Vallion.
"Aih. Merepotkan!" umpat Jaka Ambarawa sambil menghembuskan asap rokok.
"Siapa orang gila yang membuka segel Harashu, ras iblis itu bukan musuh yang mudah untuk dihadapi, apalagi mengingat populasi meraka yang begitu cepat dalam berkembang biak," sambung Shisio.
"Jika harus bertarung kesempatan menang hanya sebelum bulan purnama, apakah ada informasi dimana mereka bersembunyi," tanya Paul.
"Belum ada informasi, tapi pembunuhan selalu terjadi saat malam, dan dari laporan yang didapatkan, ada satu manusia diantara mereka, kalau bisa menangkap manusia itu mungkin kita akan mendapat informasi," jawab Vallion.
"Ya baiklah, malam ini aku akan memberi pelajaran cecunguk itu, lagipula pedangku mulai tumpul karena lama tak berlumuran darah," ujar Jaka Ambarwara.
'Jaka Ambarawa, rumor maniak perangnya memang nyata, sungguh mengerikan' batin Ratashia ranker no 4.
"Namun jika sampai bulan purnama tiba dan ras iblis belum juga ditemukan, kita harus mencari keturunan Harashu sebagai ahli sagel, jika tidak kerajaan akan berada di ambang kehancuran," ujar Vallion.
'Hah keturunan Harashu, jadi itu kartu as guru, beruntung aku mengikuti rapat ini, yah keturunan mereka akan aku bantai sampai tidak tersisa' batin Gagna.
"Baik rapat sudah selesai, siapkan diri untuk investigasi malam ini, temukan sarang mereka dan musnahkan hingga tak tersisah," ujar Vallion, dan setelah itupun rapat dibubarkan.
Jaka Ambarwara kembali kepada kedua muridnya lalu mengajak mereka ke penginapan. Tentunya sebagai seorang murid istimewa dari organisasi Hunter bukan hal besar bagi rekening Jaka Ambarawa untuk menginap di ibukota, meski di hotel bintang 5 sekalipun.
"Guru apa aku boleh bertarung dengan ranker?" tanya Bayu.
"Ya bisa saja, di dalam gedung organisasi ada tempat khusus untuk bertarung, tapi nanti setelah misi selesai," jawab Jaka Ambarwara.
Ketika itu saat mereka menuju penginapan, iringan pasukan berkuda memecah keramaian ibu kota, regu pasukan itu begitu disanjung sepanjang perjalanannya, reputasi yang gemilang serta kekuatan luar biasa komandan korps 3 yang bernama Raptor, membuat rakyat bersorak dan mengagungkan-agungkan iringan korps itu.
Diantara kerumunan masyarakat, Raptor dan Jaka Ambarwara sempat berpapasan dan beradu pandang.
"Guru, kalau aku melihat dari ekspresi masyarakat, sepertinya komandan itu kuat dan sangat diandalkan," ujar Bayu.
"Dimasa kejayaanku dulu mungkin aku bisa mengalahkannya, tapi kalau sekarang sepertinya dia lawan yang bagus untuk membangkitkan kembali masa jayaku," jawab Jaka Ambarwara.
Bayu hanya mengangguk dan percaya bahwa gurunya pasti menang jika duel satu lawan satu. Sebenarnya Bayu juga ingin menanyakan mengenai intuisi yang dirasakannya terhadap Gagna, namun dia merasa takut kalau itu akan menyinggung perasaan gurunya, mengingat mereka adalah saudara seperguruan yang mungkin sangat akrab di organisasi Hunter.
Tapi meskipun Bayu mengurungkan niat untuk bertanya dia tetap waspada dan menaruh rasa curiga terhadap Gagna, tentu gurunya mungkin keliru, karena untuk merasakan aura jahat, seseorang juga harus pernah jahat agar bisa kentara dengan auranya, dan untuk Jaka Ambarwara, meski sudah melalui beberapa perang besar dan membunuh banyak orang, akan tetapi dia bukanlah orang yang jahat