webnovel

Sedih meninggalkan Rumah

Sejak suami menjadi pria matakeranjang,pertengkaran selalu ada.Pertama dia tidak jujur tentang pendapatan bulanan,lalu alasan setiap istrinya minta diantar dia bilang sangat sibuk.Bahkan ketika Sekolah tempat anaknya belajar meminta dia hadir untuk membahas perkembangan anak juga dia tak mau hadir."Kamu saja pergi ke sekolah Teddy,aku tidak bisa.Hari ini ada jadwal menemani tamu perusahaan ke Surabaya",alasan suami.Dan setelah pulang dari Surabaya suasana rumah tangga tak ada keharmonisan.Teddy,sang anak lebih suka berada di rumah kawannya.Suami jika di rumah sibuk dengan handfhone nya.Masakan buatan istri yang senantiasa tersedia di atas mejamakan jarang dinikmati."Aku ini capek masak,Mas. Kalau tahu tidak dimakan aku tidak memasak ",kata istri dengan sedikit kesal.Suami tak beranjak dari kegiatan memainkan hapenya itu.Istri menarik nafas dalam-dalam.Menahan rasa pedih dalam hatinya.Kepedihan itu tersimpan berhari-hari.

Pada suatu hari istri sedang sibuk di dapur membuat kue untuk persiapan lebaran yang tinggal beberapa hari lagi.Banyak macam kue dibuat.Kacangbawang,Putrisalju,Nastar,dan Wingkobabat.

"Assalamualaikum...Bu Rini . Bu...Assalamualaikum !",terdengar suara seorang perempuan memanggil-manggil dari beranda rumah.Perempuan itu seperti bersemangat ingin bertemu.Ia menempelkan wajah ke kaca jendela,mengintip.Suasana ruang tamu nampak sepi,hanya sofa bermerek,kulkas dua pintu,dan sebuah telivisi 21 inc lebih.Di dinding nya terpampang foto suami-istri dan seorang anak berukuran besar dalam bingkai bagus."Pergi ke mana ya Bu Rini ? Dalam rumah sepi",perempuan itu bertanya dalam hati.Lalu ia melangkah kan kaki menuju pintu pagar halaman,"Besok saja ah aku ke sini lagi ",gumamnya.Tapi baru dua langkah ia mendengar suara menjawab salam dari dalam rumah.Perempuan itu menoleh,dilihatnya pintu rumah sedang terbuka,sebentar kemudian istri kelihatan keluar dengan senyum kerendahan hati.

"Waalaikum salam, bu Nunung,ada apa ?".

" Saya punya kabar penting untuk bu Rini",sahut perempuan itu sambil mendekat.Lalu bersalaman."Saya harus menyampaikan kabar ini kepada bu Rini..".

" Kabar apa,bu Nunung ?", istri menjadi penasaran." Kabar bagus apa kabar buruk ?".

" Saya melihat pak Priambodo keluar dari Hotel bersama seorang wanita",ujar perempuan itu,lebih bersemangat.

Istri terdiam beberapa saat setelah mendengar kabar yang disampaikan perempuan bernama Nunung itu.Dada nya terasa sesak.Daun telinga terasa panas."Bu Rini jangan diam saja.Pak Priambodo harus ditegur..supaya dia sadar...".

" Iya.Saya akan menegurnya."sahut istri,perasaannya mulai tidak karuan."Tapi apakah ibu Nunung tidak salah melihat orang ?Sebab suami saya hari ini sedang berada di Surabaya mengurus pekerjaannya".

"Akh....bu Rini tidak percaya ya ? Penglihatan mata saya belum rabun bu..klo ibu tidak percaya ya tidak mengapa sih...hanya saya kasihan saja kepada bu Rini " sahat perempuan bernama Nunung," Kita kenal sudah sekian lama,saya bahkan menganggap bu Rini seperti saudara sendiri, tidak mungkin saya memberi berita bohong kepada ibu atau mempitnah pak Priambodo suami ibu"

" Iya iya saya percaya" sahut istri lalu tersenyum,dan berharap setelah ini akan memperoleh kabar menyakitkan tentang suami." Bu Nunung puasa tidak ?"

"Memangnya kenapa kalau saya puasa ?" perempuan bernama Nunung balik bertanya."Owh bu Rini akan memberi THR kepada saya ya ".Ia melanjutkan perkataannya deselingi dengan tawa kecil.

" Tidak begitu,Bu..."ujar istri." Jika ibu tidak puasa saya bisa menyuguhi ibu air minum.Tapi..."

" Tapi apa Bu ?"

" Kalau ibu sedang berpuasa saya tidak berani menyuguhi ibu air minum..",sahut istri,senyumnya kembali berkembang.

" Iya saya sedang puasa,Bu Rini....tapi...kalau ibu menyuguhi air minum..ya..saya bisa...ehem ehem " kata perempuan bernama Nunung.Setelah ia menyamarkan ucapan terakhir ia tertawa terkekeh-kekeh.

" Akh bu Nunung bisa saja",sahut istri.Sesaat memperhatikan wajah perempuan bernama Nunung sedang terkekeh akhirnya istri pun ikut tertawa.Dia tidak ingin kelihatan sangat bersedih di hadapan perempuan bernama Nunung itu.Dan dia sudah pasrah akan kelangsungan kehidupan bersuami-istri seperti apa nantinya.Dia sudah tidak ingin menjadi istri setia yang dibelenggu oleh egoisme suami :di rumah setia menanti suami sementara di luar sana lepas jam kerja suami asyik bercengkrama dengan wanita lain.

" Sekarang ini jaman pelakor..bu Rini punya suami harus selalu mendampingi setiap ia pergi ke medsos...ibu harus seperti saya,suami buka facebook saya dampingi.Buka whatsapp saya dampingi..." ujar perempuan bernama Nunung,seperti sebuah nasehat.Dan kemudian ia berpamitan pulang.Dengan wajah riang ia melangkahkan kaki serta hati gembira karena telah memberi sebuah informasi kepada Rini,istri Priambodo.