Wajah Bara semakin menegang, dengan memperlihatkan sisi rahangnya yang terlihat mengeras. Dia tampak berpikir untuk mencari jalan keluar, dan memastikan kalau Kinasih dalam keadaan aman.
"Aku tahu… dia…! Tapi… bagaimana kalau dia tidak mau membantuku? Tidak mungkin, dia pasti bisa menolongku. Apalagi ini ada kaitannya dengan Kinasih. Aku harus mencobanya dulu, hanya Arya satu-satunya orang yang aku percaya saat ini," ucap Bara dengan sangat yakin menghubungi Arya.
Sambil berjalan tertatih Bara pergi ke kamarnya untuk menghubungi Arya agar tidak di ketahui Arimbi.
Masih dengan perasaan gelisah Bara segera menghubungi Arya yang sudah di luar kota.
Disebuah ruang kantor di kota lain Arya sedang menghadap laptop dengan wajah serius.
Arya tampak sibuk dengan pekerjaan yang harus ia selesaikan pada hari itu. Dia bahkan harus makan di ruang kerjanya, meskipun itu hanyalah roti isi dengan segelas susu.
Suara intercom pada telepon kerjanya berbunyi keras.