Jika dua tahun yang lalu, aku sangat tidak suka dengan pakaian semacam ini, tetapi sekarang, aku malah mengenakan pakaian semacam ini. Tidak ada cara lain, aku harus mendekati orang itu.
Selangkah demi selangkah, aku harus mengulurkan cakar balas dendam kepada Candra dan wanita yang masih berencana untuk menganiayaku di penjara.
"Tolong!" Tiba-tiba seorang gadis dengan pakaian berantakan berlari keluar dari ruang pribadi VIP di seberangku, dia hampir menabrakku hingga terjatuh.
Gadis itu berusia sekitar dua puluh tahun, wajahnya terlihat baik, pipinya merah dan bengkak, pakaiannya terbuka hingga memperlihatkan bahunya. Dia terhuyung-huyung melewati orang-orang.
Di kamar pribadi, seorang pria botak menjulurkan kepalanya sambil mengutuk, "Masih berpura-pura lugu, jangan sampai aku melihatmu lagi, kalau tidak aku pasti akan mengulitimu!"
Aku menarik napas dalam-dalam, aku merasa iba pada gadis tadi. Aku menenangkan hatiku yang gugup sambil menunggu orang yang akan aku dekati muncul.
Tidak lama kemudian, beberapa pria datang. Pria yang berjalan di depan mengenakan kemeja merah muda buatan tangan dan celana krem, poninya sedikit yang acak-acakan. Tatapan matanya terlihat tajam dan sombong. Tubuhnya sangat tinggi, mungkin lebih dari 1,85 meter.
Orang-orang di sisinya juga mengenakan jas dan sepatu kulit, mereka semua berpakaian bagus, tapi mereka memperlihatkan ekspresi yang sama, mereka sama sekali tidak menghargai lelaki itu. Namun, pria itu seakan mengabaikan hal itu.
Selama tiga hari berturut-turut aku melihat lelaki itu. Aku tahu bahwa lelaki ini adalah pemuda kaya misterius yang ada di foto. Semua orang di sekitarnya memanggilnya Tuan Muda Kelima.
Aku tidak tahu dari mana dia berasal atau apa nama keluarganya.
Selama beberapa hari terakhir, aku diam-diam memperhatikan lelaki ini. Dia memiliki alis hitam tebal, sepasang mata seperti batu bening yang indah dan tajam, pangkal hidung dan dagunya seperti sebuah ukiran, garis-garisnya terlihat tegas dan indah.
Apalagi saat dia menyipitkan matanya dengan malas dan menatapmu. Kamu benar-benar akan terpesona dengan pemuda ini.
Syaratnya adalah kamu belum melihat bagaimana dia menampar pipi seorang gadis hingga berdarah dan terjatuh tidak bisa bangun dari tanah.
"Kalian masuk dulu, aku mau merokok sebentar."
Tuan Muda Kelima tiba-tiba berhenti, orang-orang yang menemaninya mengangguk, kemudian memasuki ruang pribadi VIP di depan.
Pada saat ini, aku tidak menyadari bahaya akan datang, aku berpura-pura mabuk dan terhuyung-huyung ke arah Tuan Muda Kelima.
Ketika melewatinya, tubuhku tidak berdiri tegak dan menabraknya, seperti yang aku pikirkan, dia meraih pergelangan tanganku dan membantingku ke dinding koridor.
"Kamu sudah membuntutiku selama tiga hari, apa kamu ingin aku menyukaimu?"
Wajah tampan Tuan Muda Kelima cukup untuk membuat orang-orang terpesona padanya. Namun, aura dingin yang menusuk kulit terpancar dari kedua pupil mata beningnya itu.
Meskipun tuan muda ini adalah orang yang pemarah, dia merupakan orang yang sangat hebat. Selama tiga hari berturut-turut aku membuntutinya, dia telah menyadari hal itu.
Aku mendengarkan suara sedingin es ini sambil menatap mata tajam yang menusuk tulang, hatiku tiba-tiba menegang. Kemudian, aku tersenyum lalu mengangkat tanganku yang tidak dipegangnya dan memegang pipi tampan pemuda itu dengan lembut, "Tuan Muda Kelima, kalau aku berkata aku sangat mengagumimu, apa kamu percaya?"
"Haha ...."
Tuan Muda Kelima tiba-tiba tertawa, matanya mempesona dan menawan, suaranya terdengar menyeramkan. Setelah itu, dia melepaskanku, lalu menegakkan tubuh dan menatap pinggang rampingku dengan mata mesumnya, "Sesuai dugaan. Setelah acara selesai, cari aku di suite lantai lima, aku akan menunggumu."
Tuan Muda Kelima menatapku dengan pandangan yang menawan, lalu dia merapikan pakaiannya dan lanjut minum.
Aku merapikan kerah pakaianku untuk menutupi rasa maluku dan meninggalkan koridor.
Agar bisa menggagalkan kerja sama antara Candra dan Tuan Muda Kelima, aku sudah menetapkan hati untuk mengorbankan diriku sendiri. Akan tetapi, aku takut pengorbananku tidak membuahkan hasil.
Tanpa sadar, aku menggigit bibirku dan mengepalkan tanganku. Apa pun yang terjadi, aku akan mencobanya.
Sebelum tengah malam, aku mendapat kabar bahwa Tuan Muda Kelima telah pergi dari ruang VIP. Aku melihat ke cermin di kamar mandi klub sambil merias wajahku dengan saksama. Setelah aku merasa tidak ada lagi kekurangan di wajah ini, aku baru naik lift ke lantai lima.
Kamar di lantai lima mirip dengan presidential suite. Aku menemukan kamar yang disebutkan Tuan Muda Kelima dan mengetuk pintu dengan lembut.
Pintu kamar di depan mataku terbuka, Tuan Muda Kelima yang baru saja mandi muncul di hadapankuku.
Dia mengenakan pakaian tidur berkualitas tinggi dan nyaman yang disiapkan khusus untuk para tamu di presidential suite. Tali pakaian tidurnya diikat longgar di pinggangnya, ekspresi malas Tuan Muda Kelima terlihat sangat menawan.
Dia mengangkat matanya yang indah. Saat dia mengangkat ujung matanya, sebuah tangan besar segera terulur dan langsung mendarat di lenganku, lalu menarikku masuk.
Sebelum aku berseru, sosok itu sudah menekan tubuhku, wajah tampan yang berada dekat denganku itu memancarkan aura hormon pria yang membuat orang terlena, "Katakan, apa tujuanmu mendekatiku?"
Tatapan matanya masih tajam dan nada bicaranya terdengar tidak bersahabat, tapi suaranya sangat enak didengar.
"Tuan Muda Kelima."
Aku menyipitkan mataku dan mencoba membuat diriku tersenyum semanis mungkin. Candra pernah berkata bahwa senyumku polos dan lugu, selain itu masih terlihat sangat manis.
Pada saat ini, aku tidak percaya setelah dua tahun di penjara, aku masih bisa tersenyum polos dan manis. Seharusnya senyumku terlihat licik.
Meskipun tangan besarnya seperti tang yang menjepit pergelangan tanganku, dengan kekuatan tangannya sangat kuat sehingga tulang pergelangan tanganku terasa sakit, aku masih membuat diriku tersenyum manis, "Aku dengar kamu akan bekerja sama dengan PT. Sinar Muda untuk mengembangkan resor, Candra sangat licik, kamu jangan tertipu olehnya."
Tuan Muda Kelima sedikit mengernyit, matanya yang cerah terlihat sangat fokus, dia menatap mataku seperti sedang mengamatiku.
"Kenapa aku harus percaya padamu?"
"Karena dulunya aku adalah pasangannya, aku paling mengenalnya, tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih mengenalnya daripada aku."
Pada saat ini, aku tidak menyadari di sisi lain ada seseorang yang diam-diam menatapku di dalam ruangan itu, karena lelaki di atas tubuhku ini benar-benar tidak mudah untuk dihadapi. Aku selalu waspada sepanjang waktu dan terus memikirkan rencana selanjutnya. Oleh karena itu, aku tidak menemukan sesuatu yang aneh di dalam ruangan ini.
"Hahaha ...." Tuan Muda Kelima tiba-tiba tertawa jahat. Kemudian, dia perlahan-lahan berdiri dan berjalan menjauh dariku. Kemudian, dia berkata, "Tuan Candra, apakah ini mantan istri yang menabrakmu dengan mobil?"
Saat itu, otakku seakan meledak, 'Candra ... Candra, apakah dia di sini?'
Aku langsung melompat untuk berdiri, bayang-bayang wajah tampan Candra yang terlihat sangat kesal muncul di hadapanku.