webnovel

Kehidupan Baru Alien

Hermes adalah pangeran termuda dari raja Zeus. Atas perintah dari ayahnya, ia pergi ke planet lain untuk meneruskan garis keturunan mereka. Karena kerajaan mereka sedang dilanda perang tanpa henti. Bagaimana Hermes menjadi kehidupan di planet yang baru? Akankah ia berhasil menyelesaikan tugas yang ayahnya berikan? saksikan kehidupan Hermes yang baru melalui novel “Kehidupan Baru Alien”.

Arya_Hafiz_Saputra · perkotaan
Peringkat tidak cukup
8 Chs

Chapter 4 Makan Malam

Kami melanjutkan perjalanan hingga sebentar lagi sampai ke kamar milik Hikaru. Aku berhenti persis di pintu sebelah kamarnya.

Wajah Hikaru menjadi bingung dan ia terkejut "Ya ampun, jadi kamu tetangga baru yang tadi pemilik apartemen bilang akan menempati kamar ini. Kenapa kamu tidak bilang kalau kita tetanggaan." Meskipun kaget dengan hal ini, wajahnya terlihat senang mendengar kabar tersebut.

"Hehehe, kalau aku bilang duluan, tidak akan jadi kejutan bukan." Jawabku sambil membuka pintu dengan kunci dari petugas.

Kamar milikku mirip dengan punya Hikaru. Tentu saja, karena desain setiap kamar dari apartemen ini semuanya mirip. Kamar 1LDK dengan warna putih dan masih kosong tanpa perabotan. Mungkin besok aku akan mencari beberapa barang untuk mengisi kamar ini.

"Tempat ini sepertinya baru dibersihkan. Bagaimana dengan perabotan? apakah kamu sudah membelinya?" Tanya Hikaru sambil mengecek ada atau tidaknya debu dalam apartemen.

"Belum ada, mungkin besok aku baru akan mencari tempat tidur dan perabotan lainnya. Malam ini mungkin aku akan mencari hotel atau internet cafe terdekat untuk tidur. Karena aku belum memiliki kasur ataupun sofa saat ini."

"..." Entah kenapa Hikaru memasang muka merah saat aku berkata tentang tempat tidur. Apakah ia memikirkan suatu hal yang memalukan? Jangan-jangan wanita ini secara diam sering berpikiran hal yang tidak-tidak?

Setelah selesai menaruh barang, aku dan Hikaru pergi ke kamar miliknya. Tentunya pintu kamarku sudah terkunci terlebih dahulu. Meskipun belum ada barang sama sekali, akan bahaya kalau tidak membiasakan mengunci pintu saat keluar apartemen.

Aku sudah tidak kaget melihat kamar HIkaru karena tadi siang sudah membawanya ke sini saat ia pingsan. Namun berbeda dengan saat siang hari, kali ini meja makan sudah penuh dengan makanan. Terdapat berbagai macam makanan untuk porsi dua orang.

Menurut informasi dari ingatan Hikaru, makanan ini adalah menu makan malam yang biasanya dimakan oleh orang jepang. Nasi dengan lauk berupa daging sapi cincang beserta sup miso. Dilihat dari asap sup, sepertinya semua ini baru saja selesai dimasak atau dihangatkan.

"Wah, kelihatannya enak sekali. Kamu pasti nanti akan menjadi istri yang baik karena pintar masak."

Wajah HIkaru kembali memerah dan bergumam "Te..terima kasih atas pujiannya. Hehehe, A..ayo cepat duduk, nanti keburu masakannya dingin."

Kami berdua langsung duduk berhadapan satu sama lain. Menu kami berdua memiliki menu yang sama, sepertinya Hikaru tidak sedang diet atau semacamnya.

"Selamat makan" Kami mengucapkan doa dulu sebelum mulai makan. Tradisi ini kutahu dari ingatan Hikaru. Hampir semua orang Jepang melakukan hal ini sebelum makan. Untuk menghindari kecurigaan, mau tidak mau aku harus mengikuti kebiasaan yang biasa dilakukan oleh orang mereka.

"Hmm.. Ini enak sekali. Aku akan senang sekali jika setiap hari bisa makan enak seperti ini." Ucapku kepada Hikaru. Makanan buatannya sangat enak. Hampir sekelas restoran. Akan senang sekali kalau bisa makan masakan seperti ini setiap hari.

"Set..setiap Hari! Eh, itu.. hehehe. Kalau mau nambah silahkan bilang saja, nanti nasinya aku ambilkan" Hikaru tertawa senang mendengar pujianku. Namun kesadarannya kembali untuk mengingatkanku kalau ingin menambah nasi. Wanita ini sangat baik saat menjamu tamu.

Meskipun badanku terlihat besar dan kekar. Namun aku tidak membutuhkan makanan yang banyak. Karena ras Yars bisa menggunakan energi dari luar sebagai nutrisi. Tentunya di planet kami sendiri tidak banyak orang menggunakan cara ini. Nikmat makanan merupakan salah satu nikmat yang tidak bisa kami lepaskan.

Makan malam berjalan menyenangkan karena sambil makan kami mengobrol ringan disertai dengan menonton berita malam. Ini kesempatan bagus untuk mencari informasi sekaligus menambah kedekatan kami. Tentunya Pixie nanti akan aku suruh mengumpulkan data tentang planet ini lebih lengkap melalui internet dari Handphone yang baru saja dibeli.

Namun untuk kedepannya, kemungkinan besar aku akan membeli laptop atau komputer. Karena kapasitas penyimpanan yang lebih banyak serta lebih banyak hal yang bisa kulakukan dengan memiliki alat tersebut. Meskipun aku bisa dengan mudah mendapatkan uang dari membobol rekening. Hal itu tidak akan kulakukan terus menerus, pasti mereka akan menyadari saldo mereka berkurang secara rutin. Meskipun jumlahnya hanya sedikit.

Setelah makan malam selesai, Hikaru memulai pembicaraan inti dari pertemuan ini. Hikaru berdiri lalu membungkukkan badanya hingga hampir 90 derajat kemudian berteriak padaku "Mohon maaf atas kejadian siang ini! Aku sangat terpukul karena kejadian yang menimpaku dengan mantan pacarku. Terima kasih banyak karena telah menyelamatkan cewek sepertiku dari kematian!"

Gestur ini memang sering orang jepang lakukan. Bahkan saat sedang menelepon, jika sedang meminta maaf, mereka tetap melakukannya meski tidak kelihatan orang yang ada di seberang telepon. Semakin miring membungkuk, maka semakin besar penyesalan yang mereka rasakan. Ada satu gestur lagi bernama dogeza, namun agak kurang etis untuk seorang wanita melakukan hal ini.

"Tidak masalah, aku hanya kebetulan berada di tempat itu. Anggaplah ini semua takdir karena sepertinya kamu masih diizinkan untuk hidup lebih lama lagi di dunia ini." Dengan teknologi Yars, kami mengetahui kalau masih ada kehidupan setelah kematian. Namun detail dari hal ini masih menjadi perdebatan. Aku percaya bahwa masih ada makhluk yang lebih tinggi membantu kita secara tidak terlihat dari belakang. Mereka mengontrol jiwa makhluk hidup setelah kematian datang.

"...hiks...hiks. Terima kasih banyak." Mendengar jawabanku, Hikaru semakin menangis karena terharu.

Melihat ia tidak akan selesai menangis dalam waktu dekat, aku memeluknya dan membiarkannya menangis di bahuku. Hikaru sempat kaget namun ia tidak menolak pelukan dariku. Setelah beberapa menit berlalu, tangisan Hikaru mulai berhenti dan aku melepaskan pelukan dan kami saling menatap muka satu sama lain.

"Ma..maaf ya, bajumu masih basah. Sini aku keringkan terlebih dahulu kemudian aku setrika" Hikaru hendak melepaskan baju milikku namun aku menghalanginya.

"Tidak masalah, namun bolehkan aku minta tolong kepadamu satu hal?"

"Boleh saja, apa itu"

Aku meminta izin kepadanya untuk menginap semalam di sini. Karena belum ada kasur di apartemen milikku, akan sangat tidak nyaman tidur langsung di atas lantai. Kalau tidak memberatkan, aku ingin meminjam sofa milik Hikaru untuk istirahat. Meskipun aku bisa saja tidur kembali ke kapal terbang, namun momen ini cocok sekali untuk mendekati Hikaru dengan cara tidur bersama.

"Oh, bo..boleh saja. Aku tidak keberatan. Nanti aku akan bawakan selimut."

Meskipun aku sangat ingin untuk tidur bersama. Namun akan terlalu cepat untuk meminta hal tersebut karena kami baru bertemu hari ini. Setelah kami menjadi lebih akrab, barulah aku akan memintanya.

Hikaru segera mengambilkan selimut dan aku sudah berada dalam posisi nyaman berada di atas sofa. Kupikir setelah memberikan selimut Hikaru akan langsung tidur di kamarnya. Namun ia berdiri terdiam saja di depanku tanpa berkata apapun.

Penasaran dengan tingkahnya, aku bertanya "Ada apa, Hikaru? ada lagi yang ingin kamu katakan?"

Wajah Hikaru sangat merah dan ia berusaha mengatakan sesuatu. Sampai akhirnya ia berhasil berbicara meskipun suaranya kecil "Ma..maukah kamu tidur bersama denganku. AH! pastinya kita tidak akan melakukan apapun, cuma tidur di atas kasur yang sama saja! Tolong jangan salah paham. Aku tidak akan mengizinkan orang sembarangan tidur bersama diriku! Aku hanya..ingin merasakan kehadiran orang lain disisiku setelah kejadian tadi siang."

Perkataan Hikaru membuatku kaget. Setahuku cewek Jepang biasanya lebih pendiam dan pemalu. Namun sepertinya Hikaru cukup agresif dalam hal tertentu. Tentu saja, aku tidak mungkin menolak kesempatan yang datang.

"Hahaha, tentu saja aku tidak keberatan. Tapi apakah kamu yakin percaya denganku yang baru kenal belum ada hitungan hari? Kami laki-laki bisa menjadi serigala kalau diberikan daging yang empuk loh" Aku menggoda Hikaru karena permintaanya cukup berani.

"Aku percaya padamu, karena kalau memang kamu laki-laki jahat. Pasti aku tidak akan sampai di rumah. Kamu pasti telah bertanya ke banyak orang untuk mencari tempat tinggalku kan? aku juga tidak menemukan barang ataupun uang yang hilang dari dompet milikku. Aku tidak akan kembali dengan selamat kalau kamu orang jahat."

Meskipun aku merasa bukan orang baik, namun mendengarnya sangat percaya kepadaku membuatku sedikit malu. Kalau sudah datang waktu yang tepat. Pasti aku akan menceritakan semuanya tentang asal mula diriku. Sikapnya cocok sebagai istri dari pangeran kerajaan Yars.

"Baiklah kalau begitu, bolehkah aku mandi duluan sebelum tidur? Perjalanan ke hutan dan keliling kota membuat badanku cukup berkeringat. Aku ambil handukku dulu dari koper." Aku hendak kembali ke apartemen namun Hikaru menawarkan handuk bersih kepadaku.

"A...aku akan mengambilkan handuk. Tunggu sebentar"

Melihat Hikaru yang cekatan dalam mengambil handuk semakin membuatku suka kepadanya. Setelah menerima handuk, aku langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan badanku. Awalnya aku kira Hikaru akan menawarkan untuk membersihkan punggungku. Namun sepertinya ia masih terlalu malu untuk melakukannya. Setelah mengeringkan badan dan mengenakan pakaian, giliranku menunggu Hikaru untuk mandi.

Beberapa menit setelahnya, kami berdua bersiap untuk tidur. Hikaru menggunakan baju tidur yang longgar dan terlihat lega. Namun tidak bisa menutupi dua gunungnya yang terlihat jelas itu. Untungnya aku memiliki kontrol yang cukup untuk menahan hawa nafsu yang kumiliki.

"Selamat tidur, Hermes-san. Semoga mimpi indah"

"Selamat tidur untukmu juga, Hikaru"

Aku memposisikan diriku membelakangi Hikaru. Kalau aku berbalik, aku khawatir rasa panas dalam tubuhku tidak akan tertahankan. Untungnya tidak ada yang terjadi setelah aku tidur. Hari esok masih cukup sibuk. Masih banyak yang harus aku lakukan, ini kesempatan bagus untuk mengistirahatkan tubuhku.

Chapter 4 telah terbit. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? saya sebagai penulis juga menantikan hal itu. Jangan lupa untuk komen atau berikan power stone kalau novel ini nantinya sudah bisa untuk voting. Sampai jumpa pada chapter selanjutnya.

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts