webnovel

kecupan Kecil Dari Alam Mimpi

sosok gadis rupawan menjelma menjadi sosok yang menyeramkan, yang membuat orang disekitarnya merasa jijik hanya untuk berada didekatnya. hingga akhirnya kecantikannya terlihat dan membuat beberapa laki-laki berkuasa memperebutkan hatinya..

Great_Goddess03 · Lainnya
Peringkat tidak cukup
117 Chs

" Ayah...? Bayi... ? "

" Akhirnya aku bebaaasss! " teriak Demian dari atas balkon ke arah lautan luas yang ada di depannya.

setelah dikurung selama berhari-hari, Demian akhirnya dapat keluar dari kediaman neraka itu berkat bantuan dari Rafael si manusia anti sosial itu.

Sekarang Demian dan Linggar berada di sebuah hunian pribadi milik Demian yang tidak kalah mewah dari milik Rafael.

Demian menarik Linggar ikut bersamanya, dia tidak ingin bocah bodoh itu kehilangan akal dan pergi mencari kakaknya untuk mencari mati.

" Untuk apa kau mengajakku kemari? Aku ingin bertemu kakak dan membebaskannya dari pengaruh si pria gay itu! " kata Linggar dengan marah.

Mendengar perkataan Linggar yang keras kepala, membuat Demian mendesah tak berdaya.

Otak bocah ini tidak pernah berkembang sejak dulu, dia tetap saja bodoh.

Demian lalu menjentik jidat Linggar dengan cukup keras, mencoba untuk menyadarkannya.

" Berhenti bertingkah bodoh! Apa kau ingin mencari mati?! Saat ini Rafael tidak mungkin bisa di ajak untuk berbicara! " kata Demian sambil menyalakan sebatang rokok di tangannya.

" Aku tidak bodoh, justru kalian berdualah yang sudah gila! Bagaimana bisa kalian berdua tertarik pada seorang pria, bahkan dengan pria yang sama! " sindir Linggar pada Demian dengan wajah mencemoh.

" Uhk.. uhk... " Demian terbatuk tidak karuan akibat asap rokok yang masuk kedalam tenggorokannya saat mendengar ucapan Linggar.

" Ayahmu (aku) ini masih normal ok. Aku masih hanya tertarik pada wanita, jangan membuat desas-desus yang tidak benar! " kata Demian jengkel.

" Kamu tak perlu mengelak, aku sudah tau segalanya! " kata Linggar sekali lagi dengan ekspresi merendahkan.

Sesungguhnya Linggar tidak terlalu mempermasalahkan tentang kehidupan sex Rafael, namun saat dia melihat kakaknya yang selalu melindungi dan mendukungnya selama ini telah memilih orang lain, dalam hatinya jelas tidak dapat menerimanya, membuat Linggar sangat membenci Indah tanpa sadar.

" Bocah bodoh, kamu hanya berspekulasi saat melihat sebagian saja tanpa menyelidikinya terlebih dahulu! "

" Meskipun Rafael terlihat sangat membenci saat berdekatan dengan seorang wanita, itu tidak menjelaskan bahwa dia seorang gay! Dan pastinya aku pun tidak mungkin menjadi gay juga. Jadi hilangkanlah pikiran yang tidak masuk akal itu! " jelas Demian dengan sedikit geram.

" Jika memang seperti itu kebenarannya, lalu mengapa kakak sangat dekat dengan pria itu? Bukankah sejak awal kakak sangat benci saat berada di dekat orang lain? Terutama orang asing seperti pria itu! "

" Kakak bahkan membiarkannya masuk kedalam mobil pribadinya dan menjadikan dirinya sebagai seorang supir? Kakak juga memperlakukannya seolah pria itu adalah kekasihnya. Jika kakak bukan seorang gay? Lalu apa namanya? " tanya linggar bertubi-tubi tak percaya pada Demian.

" Karena orang itu... " seorang wanita! Demian tidak dapat meneruskan perkataannya. dalam hatinya yang terdalam, Demian juga tak ingin orang lain mengetahui tentang keberadaan wanita yang di cintainya pada siapa pun. Bagaimana jika bocah bodoh ini jatuh cinta pada wanitanya juga? Untuk menghadapi Rafael saja sudah membuatnya kewalahan, apa lagi harus di tambah dengan kehadiran saingan lainnya.

Demian masih lebih memilih Linggar salah faham akan dirinya dan Rafael, meskipun dia tetaplah seorang lelaki tulen.

" Karena orang itu kenapa? " tanya Linggar saat Demian tak kunjung menyelesaikan kalimatnya.

"Eh.. ka.. karena dia pria yang cantik! " jawab Demian sekenanya.

Linggar : "...." "Apa otakmu sudah gila? meskipun wajah pria itu lebih cantik dari wanita kebanyakan, namun dia tetaplah seorang pria! " kata Linggar jijik saat menatap Demian. Dia sungguh tak habis fikir, Demian bahkan menganggap pria cantik itu sebagai seorang perempuan?

Melihat tatapan jijik Linggar ke arahnya, Demian memutar bola matanya namun dia tidak dapat memberitahukan kebenaran tentang wanita tercintanya itu.

Demian tak menyangka, wanita tercintanya akan menyamar menjadi seorang pria. Mengapa dia harus berpenampilan seperti itu? Fikir Demian bingung.

Yang masih membuat Demian semakin penasaran, sejak kapan wanita tercintanya bertemu dengan Rafael? Bahkan mereka telah tinggal bersama dalam waktu yang relatif tidak sebentar. Mungkinkah alasan dia tak dapat menemukan keberadaan wanita tercintanya dikarenakan Rafael yang sudah membawanya pergi? dan bahkan menahannya di dalam rumah selama ini?

_____________________________________________________

Nadin yang tengah duduk di samping tempat tidur Indah, merasakan gelombang keterkejutan masuk kedalam inti sel otaknya, jantungnya bahkan terdengar berdegub tak karuan.

Informasi yang baru saja dia terima, tak dapat dia cerna hingga beberapa saat berlalu.

"Ah.. Ba... Bagaimana bisa? " ucap Nadin dengan tak percaya sambil menutupi mulutnya.

" Bukankah Indah selama ini ada bersamaku? Jadi bagaimana mungkin dia bisa hamil?! "

"Atau mungkin ketika Indah dan Tuan Muda Rafael di serang waktu itu? Dan seseorang telah melakukan sesuatu padanya? "

"Ah.. itu tidak mungkin, baru dua bulan berlalu saat Tuan Mudah Rafael dan Indah menghilang waktu itu, sedangkan kandungan Indah sudah berusia tiga bulan! "

Nadin tak dapat menemukan jawaban apa pun, bahkan setelah dia berfikir keras selama satu jam penuh.

Kapan dirinya pernah melihat Indah bersama dengan seorang pria? Dia bahkan selalu berada di kediaman Tuan Mudah Rafael dengan penjagaan yang sangat ketat. Jadi bagaimana mungkin Indah bisa hamil begitu saja tepat di bawah hidungnya.

Nadin mulai merasakan kepalanya berdenyut sakit, dia hanya bisa memijit pelipisnya dengan gusar. Siapa yang berani menghamili sahabatnya? Pria itu pasti berada di dalam kediaman ini juga. Jika tidak, bagaimana mungkin Indah hamil pada saat dirinya tidak perna keluar dari rumah, Indah bahkan lebih sering mengurung diri di dalam kamar.

Beberapa saat berlalu, Indah akhirnya siuman. Hal pertama yang dia lihat saat membuka mata adalah Nadin yang menatapnya dengan tatapan aneh. Dia bahkan terlihat sedikit pucat dan agak gelisa.

Indah secara perlahan bangun dan mencoba untuk duduk dengan di bantu oleh Nadin.

" Aku kenapa? " tanya Indah dengan suara lemah.

" Kamu tiba-tiba saja pingsan saat sedang berada di taman, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kamu merasakan sakit di tubuhmu? " tanya Nadin dengan nada yang masih menghawatirkan.

" Benarkah? Aku hanya merasa sedikit pusing saja! " jawab Indah.

" Tapi apa kamu baik-baik saja? Kamu sendiri terlihat tidak sehat juga. " tanya Indah saat memperhatikan wajah Nadin yang sepucat kertas.

Mendengar pertanyaan Indah, wajah Nadin berubah menjadi hitam dan kembali menatap Indah dengan tatapan yang aneh seperti sebelumnya.

"Ini semua karenamu! " kata Nadin dengan nada jengkel.

" Karena aku? " Kata Indah sambil menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.

" Katakan siapa ayah dari bayi itu! " tanya Nadin tanpa berbasa basi.

Sahabatnya yang selama ini dia percayai dan selalu dia lindungi, akan menyembunyikan hal yang sebesar itu darinya. Nadin sunghuh merasa sangat kecewa.

"Ayah..? Bayi...? " kata Indah sekali lagi dengan ekspresi yang semakin bingung.

Nadin yang melihat sahabatnya itu yang mulai berpura-pura tak tau apa-apa sama sekali, menggertakkan giginya dengan keras.