webnovel

Kebahagiaan yang Hilang

Neyla ingin berkuliah jurusan Perhotelan di luar kota,Namun kedua orang tuanya tidak merestuinya. Neyla Berfikir untuk apa ia hidup jika memiliki keluarga yang utuh ,namun terasa seperti hidup sendiri?

Redvelvet_Latte · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
20 Chs

Eps 10 : DATE

"Ah iya iya,aku ke depan sekarang" jawabku sambil ku tutup telponnya

Lalu, aku segera bergegas ke depan kos ku,dan aku melihat seorang pria tinggi,berkaki besar,memakai hoodie merah ,bercelana panjang hitam, bersepatu warna biru,dan rambutnya yang diberi pomade.

"Haii..,sudah lama nunggu, maaf ya kelamaan didalem?" kataku,

"Oh gapapa kok.., barusan saja aku sampai di kosmu" jawab Ardo

"Oh gitu..,hehehe" jawabku sambil tersenyum tegang.

Lalu, kami berangkat bersama-sama ke mall tersebut dengan santai. Selama di perjalanan kami hanya diam saja,tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Walaupun didalam hati seperti ingin berbicara ,namun rasanya aku tidak sanggup mengajaknya untuk bicara,karna faktor deg-degan. 45 menit kemudian kami sampai di mall itu dan kami jalan untuk ke tempat bioskopnya karna sudah benar-benar mepet waktunya. Namun, saat kami memasuki tempat bioskop itu,rasanya sepi sekali dan masih sedikit orang yang masuk ke dalam studio bioskop. Lalu, kami mencari tempat duduk kami,dan kami duduk. Saat kami duduk banyak petugas bioskop yang menawarkan popcorn, minuman,dan sebagainya. Tidak lama ada salah satu petugas bioskop yang datang ke tempat duduk kami dan lalu menawarkan popcorn "kak popcorn 1 kak,bisa paketan 20.000 dapet pop corn dan dapet minuman, minumannya bisa diganti kok kak, mau lemon atau coca-cola,mari kak dibeli" ,

Lalu, Ardo menawarkan ke aku "Ney, kamu mau beli gak,sekalian nih aku juga mau beli" 

"Gak deh,lain kali,masih kenyang hehe" jawabku.

Lalu, Ardo membeli 1 popcorn dan 1 minuman coca-cola, setelah selesai membeli masnya bilang. 

"wah,makasih ya mas, semoga masnya dan mbaknya ini langgeng sampe maut yang misahkan AMIN" 

Aku rasanya speechless banget waktu mas petugas popcornnya bilang gitu,begitu juga dengan Ardo, ia menerima ucapan petugas popcorn tersebut sambil ekspresi wajahnya tersenyum senang.  Aku pun bingung tidak tahu harus ngomong apa sama ,aku hanya bisa tersenyum. Setelah Petugas Popcornnya pergi, pas sekali filmnya mulai,dan pas banget juga Novi dan Vana dateng dan ke tempat duduk yang mereka pesan,mereka tidak sebangku atau sederetan dengan aku, mereka memilih kursi sendiri namun tempat duduknya tidak terlalu jauh dengan aku dan Ardo. Sebelum mulai filmnya kami semua disuruh petugas bioskop untuk bangkit berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Aku berfikir, ngapain kami harus menyanyikan lagu Indonesia Raya,kok gak kayak biasanya saat kita menonton bioskop. 

Saat Filmnya dimulai, kami hanya terdiam aja,gak ada kata-kata untuk berbicara hingga akhirnya ditengah-tengah saat film ditayangkan banyak sekali yang menangi tersedu-sedu. Aku berfikir kenapa hampir semua orang yang ada di bioskop menangis saat menonton film tersebut. Aku dan Ardo hanya diam dan liat-liatan, lalu aku memberanikan diri untuk bertanya kepada Ardo 

"Ardo, ini kenapa ya kok semua pada nangis, disebelahku nangis,belakangku nangis,depan juga nangis,padahal kita gak nangis sama sekali?" tanyaku.

"Iya ya,kenapa..,mungkin mereka sedih aja ngelihat ibu cewenya di bawa ke pengadilan Belanda" Jawab Ardo.

"Oh mungkin ya.." kataku.

Lalu, kami melanjutkan nonton kembali tanpa kami mengeluarkan air mata sedikitpun. Aku sesekali meliat Vana dan Novi, ternyata mereka juga menangis tersedu-sedu. Aku makin berfikir ini sebenarnya kenapa sih, ada yang salah sama aku atau gimana, kok aku gak nangis sama sekali. 

Setelah Filmnya selesai, Vana dan Novi ingin segera pulang dan langsung berpamitan dulu kepada aku dan Ardo. Aku meng-iyakan mereka, dan aku pun ikut keluar studio bersama mereka dan Ardo. Kami berpisah di Lt 2 ,karna tempat parkir mereka berada di Lt 2. 

Karna sudah terlalu malam dan kami tadi tidak sempat untuk makan sebelum nonton film. Kami mencari tempat makan didalam mall tersebut. Berhentilah kita didepan warung makan yang berisi berbagai macam indom*e , karna yang buka tinggal resto tersebut. Saat di resto tersebut aku sempat ijin ke Ardo untuk ke toilet sebentar, karna perutku terasa agak tidak enak. Ternyata , aku sedang kedatangan bulan, aku lupa tidak membawa perlengkapan untuk datang bulanku, Aku langsung bergegas ke supermarket nya untuk mencari perlengkapan datang bulanku. Setelah itu aku langsung memakaikannya di aku. Saat aku sampai ke tempat restoran, aku melihat makanan yang Ardo pesan sudah habis dan hanya tersisa makanan ku di meja. 

"Aduh..,pasti aku lama banget tadi, kok Ardo sudah selesai sih" kataku dalam hati. Lalu aku bertanya kepada Ardo.

"Ardo, aku lama ya, ini udah dari tadi jadi nya?" kataku

"Iya kamu lumayan lama, Kenapa, ada masalah?" tanya Ardo.

"Oh.. enggak kok Cuma tiba-tiba dapet aja" jawabku.

"Owalahh..,yaudah cepet ini di makan mie nya,keburu dingin nanti gak enak lo,mie nya jadi besar" kata Ardo

"Eh iya iya.., ini mau aku makan kok hehe" jawabku

Lalu, setelah selesai makan, kami berdua bersiap-siap untuk pulang, Ardo mengantarkan aku pulang ke kos aku, dan karena sudah terlalu larut malam Ardo juga balik ke rumahnya. Keesokan harinya, kami seperti biasa masih chattingan dan segala macam, bahkan Ardo mengirimkan aku sebungkus snack yang dititipkan ke resepsionis untuk aku makan di pagi hari, lalu karena aku tidak enak dengan Ardo karena sering sekali memberikan aku snack dan susu, aku membelikan dia juga snack dan minuman, Untngnya di dalam kampusku ada Indom*rt ,dan aku langsung menitipkannya kepada resepsionis. 

Lalu, setelah Beberapa minggu kemudian, muncul film horror yang sedang tren waktu itu. Aku memberi kode kepada Ardo untuk mengajaknya nonton film tersebut.