Cahyo mundur, ketika satu tembakan sudah ia lepaskan dan tepat mengenai kepala Sean.
Tubuh Sean terdorong ke belakang karena dorongan peluru yang dilepaskan oleh Cahyo.
Cahyo menatap nanar ke arah Sean, melihat betapa rekan satu timnya itu seperti ingin roboh karena tembakan tersebut tepat mengenai kepalanya.
Sean berteriak ketika sekujur tubuhnya memanas, seperti ada sebuah kekuatan yang berkumpul dan bergegas ke arah kepala lewat aliran darahnya, dan berkumpul ke arah lubang di kepalanya.
Kekuatan itu membuat sekujur tubuh Sean panas.
Teriakan Sean membahana di tengah hutan tersebut, dan ini membuat Cahyo kembali mengarahkan senapan itu pada Sean.
"Sudah aku tembak juga, dia tetap tidak roboh, ini tidak mungkin, jikapun dia punya kekuatan, ditembak dengan senapan seperti ini pasti tetap akan roboh, tapi kenapa dia tidak roboh?"
Cahyo bicara sendiri dan kembali mengarahkan senjatanya pada Sean yang terlihat sangat kesakitan ketika peluru menembus kepalanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com