webnovel

Kaylee's Journal

Kaylee merasakan penderitaan bertahun-tahun bersama degan orang tua asuhnya dan mengajak Sean untuk pergi dari tempat tersebut namun Sean menolaknya. Kaylee meninggalkan kekasihnya, Sean. Dia merasa jengah dengan Sean yang lebih mementingkan obsesi untuk merebut harta yang seharusnya menjadi miliknya. Lantas bagaimana kisah perjalanan cinta mereka? Akan bertahan atau malah justru kandas? Mari simak kisah selanjutnya :)

mrs_geeky88 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
12 Chs

Chapter 4

Semalaman Kay tidak bisa tidur, hanya menangis mengingat semua perlakuan yang diberikan oleh Sean. Melupakan punggungnya yang masih sakit, baginya sakit di punggungnya tidak seberapa. Masih sakit semua perlakuan yang diberikan oleh Sean kepadanya.

Pagi harinya, Kay harus menghapus air matanya dan melupakan kesedihannya sejenak. Pasalnya dia harus kembali bekerja, diperbudakkan oleh Alicia.

Pagi-pagi sekali Kay sudah bersiap dengan dress rumahan yang panjangnya selutut, berwarna hitam dan agak kebesaran. Rambut cokelat diikat ke atas, menyisakan beberapa anak rambut di bagian depan. Wajahnya dia poles sedikit menggunakan bedak untuk menutupi kantung mata yang menghitam, salah satu bedak yang sengaja dicuri dari sekian banyak koleksi milik Alicia. Bibirnya yang ranum betambah segar dengan satu polesan lip balm. Lip balm yang dia beli sendiri, uang recehan hasil mencuri dari kamar tidur Alicia.

Kaylee mencuri uang recehan atau uang koin milik Alicia sedikit demi sedikit, karena jika dia tidak melakukan hal tersebut dia tidak akan pernah memiliki uang. Pasalnya orang tua angkatnya tidak pernah memberinya uang sepeserpun. Namun sekarang Kay sudah jarang mencuri karena setelah Sean bekerja di salah satu perusahaan Jackson, Kay selalu diberi uang oleh Sean.

Suasana mansion nampak sepi, hanya ada para maid dan penjaga mansion yang lalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka. Sementara Alicia dan Sean masih terlelap dengan tidur nyenyak mereka. Sarah Jackson dan Paul Jackson, orang tua asuh Kaylee sedang berada di Negara Y. Sedang mengerjakan beberapa proyek besar beberapa bulan, sehingga Kay beberapa waktu bisa bernafas dengan lega karena hanya perlu menghadapi Alicia saja.

Derap langkah kaki Kay sangat pelan, takut membangunkan Alicia yang masih telelap. Dia segera menyiapkan air hangat untuk mandi Alicia dan membereskan pakain kotor yang berserakan. Tidak lupa membuatkan secangkir kopi hitam kesukaan Alicia.

Dia harus tepat waktu membangunkan Alicia, pukul 7 pagi. Jika lebih ataupun kurang, maka Alicia akan marah.

Pekerjaan Alicia memang cepat, rapi dan tepat waktu. Jika Alicia menyadari, seharusnya dia sangat beruntung karena memiliki pelayan pribadi seperti Kaylee.

Setelah Alicia bangun tidak ada perbincangan apapun, Alicia segera pergi ke balkon untuk menikmati secangkir kopinya dan menghirup dalam-dalam udara pagi yang menyegarkan.

Mansion yang dibangun jauh dari perkotaan membuat para penghuni mansion merasakan ketenangan, jauh dari kata polusi dan masih bisa menikmati hamparan pohon yang tumbuh subur dan lebat.

Alicia sudah puas dengan udara paginya dan tenaganya karena secangkir kopi yang dibuat oleh Kaylee. Kopi buatan Kay memang sangat nikmat, hanya saja Alicia tidak pernah mau mengakuinya. Hanya Sean selama ini yang memuji kopi buatan Kay.

Ini adalah pekerjaan di pagi hari yang sangat membosankan bagi Kaylee, dia sangat kesal jika harus menunggu Alicia yang mandi sangat lama. Padahal selama apapun dia mandi dan semahal apapun sabun mandi yang digunakan olehnya, tidak akan pernah menyaingi putihnya kulit tubuh Kay. Tapi biarkan saja, itu adalah sebuah obsesi. Seseorang akan lupa diri kalau sudah bergerak mengejar sebuah obsesi.

Pekerjaan Kay akan dimulai kembali setelah Alicia selesai mandi, dia harus mengambilkan pakaian Alicia yang terkadang harus mengganti beberapa kali. Terkadang Kay juga harus menaiki tangga karena lemari Alicia yang bertingkat dan tinggi. Jika Kay terjatuh, Alicia akan puas melihatnya. Dia akan tertawa bahagia melihat kesakitan Kay, untuk itu Kay selalu menjaga dirinya agar tetap berhati-hati. Suara tawa Alicia terlalu menggema, hingga hampir merusak gendang telinga milik Kay.

Tidak cukup hanya mengambilkan pakaian Alicia, Kay juga harus membantu Alicia mengeringkan rambut sekaligus menjadi penata rambut. Pekerjaannya memang banyak dan bisa dikatakan jika Kay multitalent. Apapun bisa dia kerjakan, bahkan tatanan rambut Kay sangat bagus. Tidak kalah dengan penata rambut professional meskipun dia hanya belajar secara otodidak.

"Kau ingin menggunakan heels yang mana?" Tanya Kaylee pada Alicia.

Alicia memutar bola mata malas. "Percuma saja aku memperkerjakanmu sebagai pelayan pribadi jika mencocokkan sebuah heels dengan pakaianku saja tidak bisa." Ucapnya merendahkan Kaylee. Dia tidak sadar selama ini siapa yang pandai menata rambutnya, mencocokkan fashionnya kalau bukan Kaylee.

Kay hanya mengangguk pasrah. Dia mengambil sebuah heels putih yang senada dengan rok yang dikenakan oleh Alicia sekarang. Kay harus berjongkok menggenakan heels ke kaki Alicia, memperlakukan Alicia seperti seorang ratu.

Kini Alicia sudah bersiap dengan setelan pakaian yang disiapkan oleh Kaylee. Blazer putih dengan dalaman tank top hitam dan rok serta heels putih. Tak lupa menggunakan sling bag berwarna hitam. Rambutnya dikucir kuda dan berponi depan dengan belahan tengah.

Alicia merias wajahnya sendiri dengan lipstick merah dan riasan lainnya yang cenderung bold. Riasanya yang menjadi favoritnya sejak dulu. Alicia tidak bisa berprotes dengan riasan make up yang digunakan oleh Alicia, lagi pula bukan urusannya. Selain itu dia juga tidak pandai merias wajah.

Kay mengikuti Alicia di belakangnya untuk ke ruang makan, sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas. Tapi itu hanya berlaku untuk Alicia dan Sean saja, Kay akan mendapatkan sarapannya setelah Alicia pergi dari mansion.

Di meja makan sudah ada Sean yang duduk menunggu kehadiran Alicia. Alicia berjalan angkuh menatap Sean yang tersenyum manis. Dia tidak tahu jika Sean sebenarnya sedang tersenyum sambil menatap Kaylee. Namun Kaylee hanya diam tidak membalas apapun, bahkan dia berulang kali mengalihkan pandangannya. Kaylee masih kesal atas kejadian semalam.

"Selamat pagi, bidadariku." Sean menyapa Alicia sambil tersenyum. Namun sekilas melirik ke arah Kaylee yang berwajah datar. Alicia tentunya membalas Sean dengan senyuman manis. "Kau pagi ini terlihat sangat cantik." Sean kembali memuji.

Kaylee segera mendorong kursi untuk di duduki oleh Alicia, kemudian berdiri di belakang Alicia menunggu perintah untuk mengambilkan makanan untuk Alicia.

Alicia tersenyum tipis, menyelipkan anak rambutnya ke belakang daun telinga. Bersikap angkuh seolah menjadi wanita tercantik sedunia, dia tidak tahu jika pujian dari Sean hanya sebuah omong kosong.

"Apa sebelumnya aku tidak terlihat cantik?" Tanyanya basa-basi, padahal dia sudah melambung tinggi.

Sean mencubit gemas pipi Alicia yang sedikit berisi. "Tentu saja cantik, sayangku. Tapi kau terlihat lebih cantik pagi ini."

Kaylee berulang kali mengedarkan pandangannya, menetralkan gejolak api cemburu yang telah membakar hatinya. Dadanya begitu sesak melihat kemesraan antara Sean dan Alicia. Namun dia tidak bisa berbuat apapun selain diam dan menahan cemburunya.

"Kau mau makan apa, Alicia?" Tanya Kay. Menghentikan kemesraan mereka dari pandangannya yang membuat sakit mata tersebut.

"Pan cake." Jawabnya singkat tanpa menatap Kay sedikitpun. Alicia lebih tertarik bertatapan dengan kekasihnya yang ada di depan mata sekarang.

Kaylee mengangguk, tanpa berlama-lama segera mengambilkan apa yang diminta oleh Alicia. Tidak banyak protes, karena protes tidak berguna. Tetap saja dia akan selalu diperbudak oleh Alicia.

Sean menyadari perubahan Kay, Kay tidak seperti biasanya. Dari raut wajahnya pun sangat terlihat, ada perasaan menyesal yang mengganjal dalam hatinya. Namun Sean kali ini tidak dapat berbuat apapun.

"Kay!" Sean memanggil Kaylee. Kay hanya melirik sekilas, sementara Alicia menatap Sean dengan tatapan tajam. Namun Sean hanya menghiraukan, dia ingin sekali mengobrol dengan Alicia meskipun hanya satu kalimat. "Bisakah kau membuatkanku kopi?"

"Tidak bisa!!" Alicia membantahnya dengan tegas. "Kau tidak bisa menyuruhnya!" Imbuhnya lagi. Dia memang cemburu jika Sean menyuruh Kay karena dia merasa setiap tatapan yang diberikan Sean kepada Kay sangat berbeda.

Sean mendengus kesal. "Kalau begitu, buatkan aku kopi." Ucapnya. "Tidakkah kau tahu, aku sangat merindukan kopi buatan Kay." Lanjutnya menggerutu dalam hati.

Alicia memasang wajah kesal. "Apa?" Menatap Sean dengan tatapan tajam. "Berani sekali kau menyuruhku! Aku ini kekasihmu, bukan pelayanku. Jadi jangan pernah menyuruhku lagi!" Ungkapnya dengan tegas.

"Lalu aku harus menyuruh siapa?"

"Kau bisa membeli kopi yang enak dan mahal bukan? Daddyku tidak akan kekurangan uang hanya untuk membeli kopi setiap hari. Bahkan jika kau suka aku akan menyuruh daddy membelikan kopi beserta pabriknya." Jawabnya dengan angkuh.

"Daddymu? Apa aku tidak salah dengar? Bahkan harta daddymu tidak seberapa dibandingkan dengan harta daddyku yang kalian curi." Sean membatin kesal. Namun dia tetap berusaha menjaga ekspresinya agar tidak terlihat kesal di hadapan Alicia.

"Lantas untuk apa mereka," menatap para maid. "Di gaji setiap bulan jika kau tidak mengizinkan salah satu di antara dari mereka untuk membuatkan ku kopi?"

Tatapan Alicia semakin tajam, dia mendorong piring yang berisi makannya ke depan dengan sangat kasar. Namun beruntung piring tersebut tidak terjatuh ke lantai karena terhalang oleh tangan Sean yang duduk di hadapannya. "Berhenti berdebat denganku, Sean!" Ucap Alicia dengan menekan kata 'denganku.' "Jangan menjadi laki-laki yang bodoh."

Sean mendengus kesal. Lagi-lagi Alicia menghina dan merendahkan harga dirinya, berulang kali menahan agar tidak protes.

"Aku sudah tidak berselera lagi untuk sarapan." Alicia bangun dari duduknya, bahkan dia belum memberikan kesempatan Sean untuk membela atau hanya sekedar menjawab ucapannya. "Lebih baik kau segera mengantarkanku!"

Alicia melemparkan tasnya kepada Kay. Tentu saja, Kay harus segera menangkapnya dan tidak boleh sampai terjatuh ataupun lecet sebab jika rusak dialah yang akan dimarahi oleh Alicia.

Kay segera mengikuti langkah kaki Alicia, membawakan tas dan mengantarkan Alicia sampai di mobil. Sementara Sean, dia mau tidak mau harus segera mengikuti kemauan Alicia. Masalah akan bertambah panjang jika dia hanya diam membiarkan Alicia marah. Karena kemarahan Alicia adalah petaka besar baginya, oleh sebab itu Sean selalu bersikap sabar dan selalu menjaga agar Alicia tidak marah ataupun merajuk kepadanya. Sungguh dramatis kehidupan mereka.

TBC.