Mama Rara Menggendong Nara dengan hati hati. Aldi menghampiri Kesya yang terlihat gelisah.
"kamu kenapa? " tanya Aldi.
"Gakpapa, Mas Al apa Kesya boleh minum? " tanya Kesya. Aldi langsung mengambil segelas air putih untuk Kesya. Kemudian Aldi membantu Kesya untuk minum.
Tok.. Tok... Tok
Aldi yang mendengar ketukan pintu, langsung membuka pintu dan ternyata ada Wawa, Gibran, dan Keyrel.
"Kalian kenapa Disini? ini tengah malam loh" ucap Aldi. Gibran dan Wawa tersenyum.
"Teman macam apa kalo gak ngunjungin temannya yang lahiran? Keyrel beritahu aku kalo Kesya Lahiran. Jadi kami kesini" ucap Wawa.
"Ayo masuk" ucap Aldi. Wawa langsung menuju tempat tidur Kesya.
"Hai sya... gimana Lahirannya? ada yang sakit gak? Anak kamu sehat gak? siapa nama anak kamu Kes?aku mau ketemu anak kamu boleh? " tanya Wawa. Kesya hanya mengerucutkan bibirnya.
"Mana yang aku harus jawab dulu? banyak bener pertanyaan kamu Wa" ucap Kesya.
"semua"
"lahirannya normal, gak ada yang sakit, anak gw sehat, anak aku namanya Keinara Azellia Azzahra panggilannya Nara. anak gw ada di gendongan Mama mertua gw" ucap Kesya. Sementara Wawa hanya diam.
"oh Aku samperin dulu yah" Kesya mengangguk. Wawa langsung menghampiri Mama Rara.
"Halo Tante" sapa Wawa.
"Oh kamu temennya Kesya ya? "
"iya Tan... Eemm Naranya dimana Tan? mau ketemu aja kok... Aku takut kalo gendong Nara... takutnya jatuh" ucap Wawa hanya meringis. Sementara Mama Rara mengerti maksud dari Perkataan Wawa. Mama Rara langsung menuju Box bayi dan menggendong Nara. Wawa langsung menuju Mama Rara yang menggendong Nara.
"Ya ampun Kes.... anak kamu lucu banget" Setelah Wawa mengucapkan Itu... Keyrel dan Gibran menuju sumber suara. Baru kali ini Gibran melihat Bayi yang baru lahir. Ada yang mengganjal hatinya saat Melihat raut wajah Wawa yang sedih. Gibran menyesal telah membunuh Toni dan bukannya Carlos.
'Maafkan Aku Wa... aku gak bermaksud untuk membunuh Toni... aku cemburu melihat mu dengan Toni bergembira'ucap Gibran dalam hati. Kemudian Wawa kembali ke arah kesya dan duduk di bangku yang sudah di sediakan tepat di sebelah ranjang Kesya. Kesya mengerti raut wajah Wawa yang menampilkan Kesedihan.
"Wa.... Kalau memang Toni harus terbunuh, Biarlah menjadi Masa lalu... dan soal Carlos, Dia di Indonesia... Aku dan Aldi sudah melacak Keberadaan Carlos... hanya itu yang aku bisa bantu... aku sudah punya Nara yang harus aku rawat, Jadi semoga berhasil... sekarang aku punya Nara, Jadi aku belum bisa membantu... Aldi harus menyelesaikan terapi Karina." ucap Kesya panjang lebar. Wawa hanya mengangguk mengerti. Tiba tiba Gibran menyentuh pundak Wawa.
"Wa,Jangan bersedih dan maafkan aku jik--"
"Gak masalah Mas, Aku udah Ikhlas kok" ucap Wawa.
"Sudah sudah ayo kembali Membicarakan Nara" ucap Aldi. Wawa dan Gibran tertawa.
"Ma.. " Kesya memanggil Mama Rara.
"iya sayang? " tanya Mama Rara.
"Gimana caranya mengeluarkan Asi? " tanya Kesya. Dengan sigap Mama Rara menyuruh Papa Andra, Gibran, dan Aldi untuk keluar karena ini urusan para wanita.
"Kalian para lelaki Harus keluar" Mereka tidak mengerti maksud dari Mama Rara.
"maksudnya ini ada urusan Wanita... dan tidak boleh di lihat laki laki! kamu Andra! jangan gelagapan kayak gitu suruh mereka keluar sekarang! " ucap Mama Rara dengan kejam. Mereka gelagapan keluar dari ruangan Kesya. Di dalam, Mama Rara membantu Kesya memompa Asinya. Wawa hanya melihat karena dia juga ingin belajar. Sementara Nara tertidur karena kelelahan.
# 𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓲𝓼 𝓪𝓫𝓼𝓮𝓷𝓬𝓮 𝓸𝓯 𝓳𝓾𝓭𝓰𝓮𝓶𝓮𝓷𝓽
*******
BERSAMBUNG....