Alivia berlari secepat mungkin. Dia berharap tidak akan ketahuan oleh anak buah Prasaja atau Astha. Dia lewat gang-gang sempit agar tidak bisa di kejar oleh lelaki itu.
"Pak Didit bukakan pintunya."
"Neng Alivia kenapa? koq sampai ngos-ngosan begitu?"
"Tidak apa-apa Pak. Saya baik-baik saja." tidak perlu bicara panjang lebar. Alivia langsung masuk ke dalam rumah menemui Neneknya Segara.
"Lho bukannya Neng Alivia sedang hamil? kenapa lari-lari?" gumam Pak Didit.
"Assalamualikum, Nek." sapa Alivia saat membuka pintu.
"Waalaikumsalam. Eh Alivia sudah pulang?" gimana? ada kue pancongnya?"
"Ada Nek. Ini.." Alivia menyerahkan bungkusan plastik yang kue pancong yang diletakkan dalam kardus.
"Kamu ini habis dikejar siapa? koq ngos-ngosan begitu?"
"Tidak koq, Nek. Hanya ingin lari saja. Takut Nenek kelamaan nunggunya."
"Astaghfirullah Alivia.. kamu ini sedang hamil muda. Tidak boleh lari-lari begitu."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com