Astha akhirnya keluar dari kamar. Dia tidak bisa lagi mengontrol emosinya. Benar kata Alivia. Dia hanya menganggap Alivia sebagai bayang-bayang Alana. Hanya karena sekilas mirip dengan istrinya. Alivia bahkan beberapa kali memukul Astha dengan bantal dan guling karena tidak mau disentuh oleh Astha selagi yang dipikirkan Astha masihlah Alana.
"Aku bukan Alana, Tuan. Aku bukan istri anda. Jangan pernah sentuh saya selagi pikiran anda masih tertuju pada istri anda yang sudah meninggal. Saya tidak mau menjadi bayang-bayang orang lain. Meski istri anda sudah menikah." ucap Alivia dengan nada tinggi dan mengancam untuk melempar vas bunga yang ada di atas nakas.
Melihat Alivia yang sangat marah, Astha hanya diam saja. Dan akhirnya keluar dari kamar. Dengan cepat dia menuruni anak tangga. Emosinya sungguh sudah sampai di puncaknya. Bahkan sekarang dia siap menerkam siapa saja yang mengganggunya.
"Reza, Rafelo!!" teriak Astha. Tapi tak ada satupun anak buah yang ada di Villanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com