webnovel

18. Dia kembali?!

Saat Radit hampir tak lagi bisa bernafas Radit hanya bisa meneteskan air mata dari sudut mata nya. Namun saat melihat Radit sudah dalam keadaan hampir mati, pria itu langsung memasang kembali selang oksigen Radit agar Radit tak mati dan melanjutkan hidup nya lagi.

Setelah Radit dapat bernafas kembali, pria itu membungkukkan tubuh nya yang memiliki postur tubuh tinggi itu ke arah Radit yang terbaring tanpa daya di kasur rumah sakit dan pria pun terlihat seperti membisikan sesuatu ke telinga Radit.

"Jangan pernah mengharapkan kematian mu! karna saat kau sudah pulih, aku akan datang lagi untuk membuatkan luka baru pada tubuh mu, namun aku tidak akan membiarkan kau mati begitu mudah!" kata pria itu berbisik di telinga Radit.

"Ada dosa-dosa yang harus kau tanggung di dunia ini sebelum kau menemui ajal mu, dan aku akan memastikan, ajal mu akan sangat pedih dan mengerikan!" kata pria itu lagi.

Tidak ada yang bisa di lakukan Radit selain diam dan menahan rasa takut nya tanpa bisa berkata apapun, terlihat air mata mengalir dari sudut mata nya.

Setelah di rasa cukup, tujuan nya datang ke ruangan tempat Radit di rawat selesai, pria itu pun langsung bergegas meninggalkan ruangan itu.

Sementara itu, setelah hampir dua puluh menit meninggalkan Radit sendirian di ruangan nya, Hanna mulai mengkhawatirkan keadaan sang putra. Hanna langsung menyudahi belanja nya di kantin dan langsung bergegas menuju ke ruangan Radit kembali.

Saat Hanna hampir mencapai ruang rawat Radit, Hanna kembali bertemu dengan pria berjemper hitam tadi. Melihat pria itu Hanna menjadi kembali merasa tak enak hati, Hanna mempercepat langkah kaki nya untuk mencapai ruangan Radit.

Begitu sampai di ruangan anak kesayangan nya itu, Hanna langsung memeriksa keadaan Radit. Dan tidak ada yang aneh atau tidak ada tanda-tanda kalau Radit habis mendapat kunjungan dari seseorang, karna Radit masih dalam keadaan tidur pulas.

Hanna pun meletakan makanan dan minuman yang di beli nya tadi ke dalam kulkas kecil yang ada di sudut ruangan. Maklum saja, Radit adalah putra tunggal dari seorang kolongmrat, maka sudah tak heran jika ia di rawat di rumah sakit ternama dengan fasilitas kelas VVIP.

Hanna duduk dengan sepotong roti di tangan nya dan sebotol minuman soda di atas meja. Hanna menikmati cemilan nya sambil melihat-lihat kabat terbaru yang beredar hari ini di berit-berita online melalui telfon seluler nya yang mewah dan canggih.

"Ma.....mama...." tiba-tiba Radit bersuara memanggil dirinya.

"Iya sayang, mama di sini nak!" jawab Hanna segera sambil meletakkan makanan yang sedang di pegang nya.

"Ma aku sudah nggak apa-apa ma, aku mau pulang saja mah, aku nggak nyaman di sini" kata Radit berbicra tertatih-tatih.

Akhir nya keadaan Radit benar-benar menuju pulih. Seperti termotivasi dengan rasa takut akan kembali nya pria tadi, Radit menjadi bergairah ingin sehat dan meninggalkan rumah sakit.

"Hey, apa yang kamu katakan Radit? apa kamu mau melihat mama mati jantungan kalau sampai tiba-tiba terjadi sesuatu kepada mu Dit?!" kata Hanna berbicara sambil menangis menanggapi permintaan pulang Radit.

"Aku okey ma! lagian kasihan Zara di rumah jika hanya bersama nik Inah ma, pasti Zara merasa kesepian tanpa aku ma" desak Radit tadi.

Entah bagaimana dan apa yang menjadikan Radit menjadi begitu menggebu-gebu ingin segara sehat lagi dan pulang ke rumah. Radit mendesak Hanna agar membawa diri nya pulang dari rumah sakit.

Namun sayang Hanna hanya menanggapi nya dengan senyuman saja, Hanna mengganggap kalau Radit sedang menyemangati diri nya saja.

Waktu berlalu, matahari turun dari kedudukannya dan nyaris hampir tenggelam tak bersinar lagi. Zara segera menutup laptop yang ada di depan nya dan langsung bergegas untuk pulang.

Dalam perjalan pulang menuju rumah, Zara teringat akan undangan makan malam Vira untuk diri nya. Zara pun mengeluarkan hp nya dari dalam tas untuk mennghubungi seseorang.

"Halo bik, nggak usah siapin makan malam ya, kita ada undangan makan malam soal nya di luar, bibik siap-siap aja, nanti begitu sampai rumah aku langsung mandi dan siap-siap dan kita akan pergi bersama" kata Zara.

Setelah mematikan telfon nya, Zara langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Tidak lupa ia mengambil sebatang rokok untuk di nikmati nya selama perjalanan menuju rumah.

Saat sampai di depan pintu gerbang rumah nya, seperti biasa Zara membuang rokok di tangan nya terlebih dahulu baru ia masuk ke dalam. Zara tidak ingin Inah khawatir jika ia mengetahui kebiasaan buruk Zara yang selalu merokok jika sedang sendiri atau lagi banyak beban fikiran.

Setelah memarkirkan mobil nya, Zara langsung turun dari mobil nya dan berlari kecil masuk ke rumah. Zara begitu bersemangat karna memang ini kali pertama untuk nya makan malam bersama orang lain selain keluarga dari mertua nya.

"Nin, kenapa sampai lari-larian? pelan-pelan non! nanti jatuh!" kata Inah mengkhawatirkan Zara.

"Oke bik! aku siap-siap dulu ya, nggak lama kok lima menit doang bik!" kata Zara lagi dengan semangat sambil menaiki tangga menuju kamar nya.

Inah tersenyum melihat tingkah Zara, karna sudah lama ia tidak melihat Zara terlihat begitu bersemangat dan menggebu-gebu untuk melakukan sesuatu dalam hidup nya.

Inah bahagia dan berharap lambat laun waktu akan membantu mengobati segala luka yang ada dalam hati Zara dan Zara bisa kembali menjadi seorang yang periang lagi seperti dulu lagi.

Benar saja, secepat kilat Zara sudah selesai bersiap, Zara sudah siap dengan menggunakan kaos putih bermotif gambar singa dan celana joger bewarna abu-abu, Zara tak pernah lupa mengikat rambut panjang nya dengan pita bewarna hitam adalah gaya favorit nya.

"Yuk bik" Kata Zara sambil membuka pintu rumah.

Inah pun berjalan mengikuti langkah Zara. Zara langsung mengunci pintu rumah dengan semangat. Namun saat Zara dan Inah berjalan menuruni anak tangga teras rumah nya tiba-tiba hp Zara bergetar karna menerima panggilan masuk. Dan ketia dilihat ternyata itu panggilan dari Kenedi.

"Hallo pa....iya pa ada apa pa?!" kata Zara.

"Oh ya ampun, Zara lagi banyak banget kerjaan yang harus di siapkan untuk ada kunjungan team observasi ke klinik besok pa, tapi kalau memang perlu banget Zara bisa ke sana, Zara bisa lanjit buat kerjaan Zara sepulang dari rumah sakit pa" kata Zara.

Inah menatap ke arah Zara dengan rasa aneh, karna baru kali ini Inah melihat Zara berbohong kepada Kenedi seperti saat ini. Inah menjadi penasaran, dengan siapa janji makan malam ini hingga Zara sanggup berbohong demi tidak melewatkan makan malam ini.