kejadian ketika di restoran masih membuat A hana tertawa dengan membayangkan nyonya min yg kehilangan muka di tempat umum seperti itu membuat A hana sangat senang "nyonya min anda sungguh sial malam ini".
kring...kring...kring....suara telepon membuat A hana mengalihkan pikirannya, ia melihat sebuah nama di layar hpnya " Sun aeri" untuk sejenak ia membiarkan hp itu terus berbunyi membuat sang penelepon menunggu di ujung sana " sun aeri kamu pasti sudah jatuh cinta pada min zhi hingga membuat mu meneleponku tengah malam seperti ini " setelah bergumam dalam hati A hana baru menggeser layar hpnya untuk mengangkat telepon sun aeri.
"A hana, kau menipuku" suara sun aeri di telepon.
" nona sun sepertinya anda salah paham, aku tidak menipu siapapun anda sendirilah yg sedang pamer tentang rencana pertemuan makan malam itu, aku hanya mengikuti alurnya sengaja datang untuk melihat keberhasilan nona sun, tetapi tidak menyangka reaksi dari calon ibu mertua anda sungguh mempermalukan diri sendiri" A hana berbicara dengan nada yg mengejek, membuat sun aeri merasakan kemarahan di dalam hatinya tetapi ia masih tetap berusaha mempertahankan suaranya agar tetap terdengar tenang, ia tidak bisa membiarkan A hana terus mengolok olok mereka terutama dirinya yg merasa sangat di rugikan saat ini.
"A hana mengapa anda sengaja memanfaatkan ketidak tahuanku tentang hubunganmu dengan keluarga min?"
"aku tidak ingin membuang buang waktuku menjelaskan tentang hal yg tidak penting kepada orang yg tidak penting pula, jika anda ingin mengetahui mengenai hubunganku dengan keluarga min silahkan tanyakan kepada nyonya min langsung maka beliau pasti akan memberitahu anda cerita dengan versinya sendiri" sebelum sun aeri bisa membalas, A hana di ujung teleponnya sudah memutuskan sendiri sambungan telepon itu.
"sebentar lagi akan ada kisah antara wanita bodoh dan pria arogan, aku akan menantikannya dan jadi penonton" A hana dengan suasana hati yg bahagia segera berjalan ke tempat tidurnya ia ingin segera tertidur agar besok bisa bangun lebih pagi untuk proses syuting.
pukul 03.00 suara Alarm A hana berbunyi, ia membuka mata, lalu meraih telepon selulernya, menggeser layar untuk mematikan Alarm di hpnya yg terus berbunyi.
setelah itu ia beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, ia melakukan aktifitas di kamar mandi selama setengah jam. kemudian barulah keluar dan mengganti handuk dengan baju yg telah ia persiapkan untuk ke lokasi syuting. A hana mengenakan satu set baju merek brand gucci, dengan celana legging berwarna abu abu di padukan dengan atasan yg sesuai untuk berolahraga, untuk baju luar ia mengenakan switer berwarna putih milik brand gucci. pakaian yg A hana kenakan sangat cocok di tubuhnya. ia segera bergegas turun ke bawah setelah mendapat telepon dari managernya bong shu yg sudah menunggunya di depan pintu.
A hana baru keluar setelah ia selesai mengenakan sepatu sport merek NB.
"A hana kau terlihat sangat trendi dengan kostum sport itu, sepertinya kedepannya kita harus mempertimbangkan untuk menandatangani kontrak iklan dengan prusahaan merek adidas" sapa bong shu pada A hana. " baiklah menager bong aku mempercayakan urusan kontrak pekerjaan padamu " mereka saling bertukar sapaan sambil terus berjalan ke arah mobil.
15 menit kemudian mereka tiba di lokasi syuting. manager bong turun dari mobil lalu membatu A hana turun dari mobil juga. di lokasi syuting semua kru dan para pemain telah berkumpul, mereka menyambut A hana dengan baik. kemudian karena melihat waktu syuting akan segera di mulai, sang sutradara mulai mengingatkan kembali apa yg akan mereka kerjakan hari ini.
"baiklah teman teman para pemain kita akan memulai syuting hari ini di tiga tempat, untuk itu kita akan membagi tiga kelompok juga tetapi untuk nona A hana saya harap anda mau bekerja sama mengingat anda adalah bintang tamu jadi anda akan syuting langsung di tiga tempat ini" suara sang sutradara.
"jangan khawatir sutradara aku akan bekerja sama dan menampilkan kemampuanku yg terbaik" suara A hana.
"baiklah sepertinya sudah tidak ada masalah lagi jadi mari kita melakukan perayaan dan berdoa untuk kesuksesan program acara kita ini"
semua orang berkumpul membentuk lingkaran besar sambil saling bergandengan tangan memanjatkan doa dihati mereka masing masing, suasana menjadi hening sesaat. tanpa ada orang yg menyadari bahwa ada sepasang mata yg mengawasi mereka dari kejauhan.
"tuan muda, sebaiknya kita menunggu di dalam stadion, di sini terlalu dingin saya khawatir anda akan terkena flu"asisten zhang.
min zhi yg mendengar asisten zhang yg mengkhawatirkannya hanya melambaikan tangan tanda tidak setuju dengan saran asisten zhang.
setelah upacara seremonial selesai semua kru segera bergegas mengambil tempatnya masing masing. tidak terkecuali untuk A hana mereka segera memulai syuting untuk adegan pertama di lakukan di lapangan itu.
3 jam kemudian syuting baru selasai untuk adegan di lapangan, mereka semua kembali bersiap siap untuk pindah lokasi ke hotel asian center. A hana yg berada di dalam mobil van bersama menager bong yg sedang menuju ke lokasi syuting ke dua hanya terdiam sepanjang perjalanan. sebenarnya A hana merasa menager bong sangat aneh kali ini, tidak biasanya manager bong akan menjadi orang yg pendiam selama 20 menit perjalanan mereka. tetapi A hana tidak ingin terlalu memikirkannya ia hanya ingin fokus pada naskah di hadapannya.
20 menit berlalu mereka telah tiba di parkiran hotel namun semua kru belum tiba, jadi untuk menunggu yg lain tiba A hana menyempatkan diri untuk menelpon A hao, ini adalah kebiasaan A hana yg selalu mengucapkan selamat pagi untuk putranya.
"........"setelah melakukan panggilan tiga kali telepon A hao tidak juga tersambung. A hana yg tadi nampak tenang kini mulai merasa khawatir. jadi A hana memutuskan untuk menelpon bibi An. "......." seperti halnya dengan A hao telepon bibi An juga tidak di angkat. A hana yg sudah sangat khawatir segera pergi untuk mencari menager bong shu.
setelah mencari menager bong di area lobi A hana tidak menemukannya, jadi A hana menelepon ke nomornya "........" telepon A hana juga tidak diangkat menager bong.
"kemana semua orang ini" A hana bergumam sendiri. setelah sutrada tiba mereka semua mulai berjalan memasuki lift untuk ke lantai 5 dan melakukan pengambilan gambar di dalam kamar hotel, A hana juga segera mengikuti instruksi sang sutradara. di pikirannya ia hanya ingin segera menyelesaikan syuting hari ini agar ia bisa segera mencari tahu keadaan A hao.
syuting di hotel baru selesai ketika pukul 11.45 dan ini sudah waktunya makan siang, sang sutradara menginstruksikan untuk semua orang beristrahat setengah jam barulah mereka akan berpindah ke lokasi syuting terakhir.
A hana yg baru menyelesaikan syuting tidak ingin makan siang, ia ingin melakukan panggilan telepon sekali lagi. tetapi tidak ada hasil mereka semuapun tidak ada yg mengangkat telepon A hana.
A hana menjadi semakin khawatir, tetapi untuk menunjukkan profesionalnya dalam bekerja ia berusaha menekan ke khawatirannya, ia berusaha untuk terlihat tenang. setengah jam telah berlalu. asisten sutradara datang dan menyapa A hana, tanpa berbasa basi ia hanya menyampaikan pada A hana bahwa dirinyalah yg akan mengantar A hana untuk ke lokasi syuting ke tiga.
A hana yg ingin segera menyelesaikan syuting hari ini ia tidak mempermasalahkan lagi mengenai siapa yg akan membawanya ke lokasi syuting terakhir. di dalam hati A hana hanya bergumam "tidak biasanya menager bong seperti ini, apa yg sedang terjadi padanya"
di dalam perjalanan A hana menelepon seseorang untuk memesan tiket penerbangan malam menuju ke jepang.
syuting di lokasi ketiga ini tidak memakan banyak waktu seperti di lokasi pertama dan ke dua di mana mereka harus menggunakan tenaga untuk berlari kesana kemari, bermain game lompat lompatan, bermain game air di kolam renang hotel. syuting di lokasi ketiga ini adalah klimaksnya jadi mereka hanya perlu membangun suasana menyenangkan sehingga membuat penonton di rumah terhibur.
pukul 05.20 syuting berakhir, A hana yg baru akan menuju keruang ganti ia di hentikan oleh asisten zhang. "nona muda, tuan muda sedang menunggu anda" A hana yg mendengar panggilan asisten zhang dengan mengatakannya nona muda ia sedikit merasa terbawa perasaan " sudah lama aku tidak mendengar seseorang memanggilku seperti itu " A hana bergumam dalam hati. tanpa menjawab asisten zhang ia mulai berjalan mengikuti asisten zhang di belakangnya.
mereka kemudian tiba di sebuah ruangan, asisten membukakan pintu untuk A hana. A hana berjalan masuk dan yg nampak di hadapannya hanya ruangan kosong. A hana yg merasa bingung dengan apa yg terjadi segera berbalik menghadap pintu. sebelum ia bertindak ingin berjalan ke arah pintu, pintu itu kembali terbuka, dengan menyaksikan seorang pria yg bertubuh tinggi berjalan ke arahnya sulit untuk membuat A hana tidak merasa terkejut, meskipun sebelumnya ia telah mengetahui jika min zhi ingin bertemu dengannya tetapi pemandangan di hadapannya sekarang cukup membuatnya tertekan, ia merasa dengan tatapan min zhi yg tidak bersahabat saat ini pasti telah terjadi sesuatu namun keberanian A hana sebelumnya seperti telah sirna di gantikan dengan Aura kewaspadaan terhadap pria di hadapannya ini. dalam hati ia hanya bisa berkata " awas saja jika kau macam macam aku akan menendangmu tepat di bawah titik kelemahanmu ". min zhi yg melihat A hana yg sekarang dengan tingkat kewaspadaan yg tinggi, ia mulai berangsur angsur tenang. sebelum berkata pada A hana asisten zhang sudah masuk ke dalam di ikuti dengan seorang anak laki laki yg berusia 5 tahun di belakangnya. melihat anak kecil yg di bawa asisten zhang membuat A hana sangat bahagia tanpa mengindahkan keberadaan min zhi A hana segera menghambur ke arah A hao ia segera memeluk dan mencium anak yg di hadapannya ini ia merasa sangat bersuka cita, melepas rindu pada putranya. beberapa saat berlalu A hana baru kembali menyadari keberadaan min zhi, ia berdiri dan berusaha tetap tenang di hadapan min zhi.
" tuan muda min dapatkah anda menjelaskan tentang semua kejadian ini ?"
min zhi " A hana mengapa anda menyembunyikan semua kebenaran "
A hana " A hao adalah putraku dia milikku yg berharga jadi mengapa aku harus mengatakan kebenaran kepadamu "
min zhi " jika kakek tidak menyelidiki hal ini, apakah anda akan tetap berencana menyembunyikannya seumur hidup "
A hana terdiam sesaat memikirkan mengapa tetua min mengatakan kepada min zhi kalau ia menyelidiki tentang A hao, padahal seingat A hana 5 tahun yg lalu saat A hana masih mengandung A hao ia pergi menemui tetua min namun segera mendapat penolakan keras dari tetua min bahkan tetua min ikut berperan bersama menantunya nyonya min untuk membuatnya keguguran.
A hana " iya aku akan melakukannya bahkan aku akan tetap melakukannya 1000 kali sekalipun, aku akan melindungi putraku dari pandangan jahat kalian semua " A hana mengatakan semua ini dengan berusaha menekan emosinya, suaranya yg mulai serak membuat A hao menarik lengan A hana. A hana yg menyadari A hao yg memberinya kode untuk melihatnya ia kembali berjongkok di hadapan A hao.
A hao segera mengambil sebuah buku catatan kecil dari sakunya dan sebuah pena kecil yg menggantung di lehernya mulai menulis pada sebuah kertas dan segera memperlihatkannya pada A hana.
"ibu tenanglah A hao putramu ada disini dan akan melindungimu, akukan mencoret wajah paman itu sehingga ia akan merasa malu menampakkan wajah lagi di hadapanmu"
A hana yg membaca pesan A hao kembali berusaha tenang, ia kemudian berucap "Apakah bibi An juga ada disini ?"
A hao mengangguk.
"pergilah cari bibi An, ibu akan segera menyusulmu setelah menyelesaikan masalah ini"
A hao yg mendengar printah ibunya, ia kemudian mencium jidat A hana lalu segera berlari keluar ruangan untuk bertemu bibi An. di ikuti dengan asisten zhang yg juga keluar A hana tidak merasa khawatir ia tahu meskipun asisten zhang adalah bawahan min zhi tapi di masa lalu asisten zhang lah yg membantunya untuk menyelamatkan diri dari nyonya min.
min zhi yg sedari tadi terdiam melihat interaksi ibu dan anak itu merasa sangat sedih, jauh di lubuk hatinya ia merasa seperti dunia telah terbelah menyaksikan putranya secara langsung di hadapannya namun dengan kondisi bisu tidak dapat berbicara semakin membuat emosinya tidak menentu antara ia merasa sedih untuk nasip putranya, kemarahan terhadap keluarganya dan perasaan cintanya yg masih ada untuk A hana.
A hana yg sudah merasa cukup tenang ia kembali berbicara " bagaimana perasaanmu sekarang, kau sudah melihat kondisi A hao yg seperti itu sulit untuk tidak menyalahkan ibumu, tapi melihat hubunganmu dengan nyonya min sebaiknya kau lupakan saja kejadian hari ini, anggap saja A hao tidak berhubungan darah denganmu "
min zhi yg mendengar perkataan A hana kembali tenang ia membalas perkataan A hana " A hao adalah putraku aku juga berhak untuk mengurusnya"
A hana " tidak, aku tidak akan membiarkanmu mengurus A hao, kau tidak tahu bagaimana kekejaman ibumu dan kakek mu sebagai dalang di balik kemalangan A hao "
min zhi "apa maksudmu A hana ?"
A hana " apakah kau ingat seharusnya aku melahirkan sebulan lagi waktu itu tapi aku melahirkan awal di usia 8 bulan, kau tahu alasannya karena apa ?"
melihat min zhi yg terdiam terus menatap ke arahnya ia kembali melanjutkan.
"itu karena ibumu dan kakekmu, karena dirimu yg sakit waktu itu dan membutuhkan biaya pengobatan yg besar aku pergi menemui kakekmu berharap ia akan membantu dengan suka rela tetapi ketika ia melihatku ia justru mencaci maki diriku menghina kemudian mengatakan agar aku menggugurkan bayi di perutku karena ia tidak ingin garis keturunannya lahir dari rahimku, dan ibumu mengatur sebuah kecelakaan mobil untukku sepulang dari rumah kakek mu, tapi sayang mereka harus kecewa karena kecelakaan mobil tidak membunuhku tetapi justru membuatku melahirkan dengan selamat, tidak sampai disitu ibu mu masih berusaha mencelakaiku ia membayar seorang perawat untuk memberi suntikan mati pada A hao tapi kemudian asisten zhang yg dulunya adalah seorang dokter ia membantuku menyelamatkan A hao dan melarikan diri ke jepang".
min zhi yg mendengar cerita A hana menjadi semakin syok, lututnya mulai bergetar membayangkan cerita A hana barusan sebuah kilatan memancar dari matanya sulit untuk menebak apa yg sedang di fikirkan oleh pria ini.