"Aku keluar dulu sebentar ya," izin Hannah yang kini berlari seraya menghapus air mata yang jatuh begitu saja di pipinya.
Sekuat apa pun dia menahannya semuanya akan jatuh juga, harusnya ia bertanya pada dirinya sendiri mengapa ia menangis padahal Aarun bukan siapa siapanya ia bukan kekasihnya ia hanya seorang teman.
Hannah berlari tidak terlalu jauh dari mini market tempatnya kerja paruh waktu, ia kini terduduk di ayunan di taman kecil dekat sana.
Beberapa anak sedang bermain pasir dan juga bermain seluncur, beberapa orang tua juga sedang duduk seraya mengawasi anaknya bermain.
Hannah tidak terlalu mempedulikan mereka, ia hanya duduk di sana tidak memainkan ayunan itu ia hanya terdiam seraya menghapus terus air mata yang keluar tanpa henti.
Ia memegangi dadanya mencoba menenangkan dirinya namun malah tangisannya makin besar.
Seharusnya ia tidak perlu seperti itu namun hatinya begitu sakit, ia ingat pertemuan terakhir mereka di apartment Ian, mereka berciuman cukup lama.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com