Lelaki itu tiba-tiba saja berdiri seraya mengangkat tangannya "Pak!" ujarnya ingin mengusulkan sesuatu lagi.
Ian berpikir sebentar "Bagaimana jika kita langsung ke tempat kejadian saja lalu mengumpulkan semua orang yang terlibat," tawar Ian "semua ini untuk membuktikan siapa yang sedang berbohong dan agar jelas, bukan begitu?"
Yuda, Ken, William dan Vino tampak kaget dengan usulan Ian, namun mereka mencoba menyembunyikan keterkejutan itu. Tatapan Ian sangat menantang, ia sudah seperti menatap mangsanya.
"Kau –" Yuda melihat Ian dengan kesal.
Ian memiringkan bibirnya sebelah menatap mereka dengan mata tajamnya "Te –terserah jika guru ada waktu," ujar William.
"Tentu sekarang ada waktu, iya kan pak?" tanya Ian.
"Kita tidak butuh semua guru, cukup 1 guru saja sudah cukup," lanjut Ian.
Ken tertawa pelan "Di jam pelajaran seperti ini, dengarlah bell sudah berbunyi!" ketus Ken, ke empat senior itu akhirnya keluar dari ruangan tersebut untuk kembali ke kelas mereka.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com