Saat aku hendak mengambil ontel, kulihat Manis tampak tergopoh sambil membawa beberapa barang bawaan. Aku ndhak tahu apa, sepertinya lumayan berat. Bisa jadi itu barang-barang untuk persiapan pernikahannya, mengingat pernikahannya akan diselenggarakan kurang dari sebulan ini.
"Mau tak bantu?" tawarku. Ndhak enak juga membiarkan seorang perempuan harus tergopoh-gopoh membawa barang sebanyak ini. Lagi pula, di mana abdi dalem laki-laki di sini? Kok ya ndhak tampak sama sekali.
"Tapi ini berat, lho... aku harus membawanya ke rumah Simbah Romelah."
"Untuk?" tanyaku. Bukankah Biung bisa menyuruhku dari pada menyuruh Manis membawa barang-barang sebrat ini?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com