webnovel

BAB 250

Aku ndhak bisa lagi menahan air mataku, meski sekarang aku mati-matian menahannya, meski sekarang aku menatap langit yang membiru, tapi tetap saja air mata ini mengalir dengan sangat lancang.

Biung tampak diam, dia ndhak mengatakan apa-apa lagi, bahkan isakannya berusaha ditahan setengah mati. Dia seolah merasakan pelukan Romo, dia seolah mendengar ucapan Romo. Yang dia lakukan hanyalah, masih memeluk dirinya sendiri sambil memejamkan matanya rapat-rapat.

Romo Adrian melepas pelukannya, kemudian dia mengelus rambut Biung dengan begitu sayang. Senyumnya, pandanganya, ndhak terlepas sedikit pun dari Biung. Dan itu benar-benar membiusku dalam sekali waktu.

"Bahagialah, kamu pantas bahagia dengan orang yang kamu cinta. Biarkan masa lalu menjadi kenangan, untuk kita saja."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com