Rahangku mengeras, aku langsung menarik salah satu di antaranya dengan kasar. Sampai salah satu dari siswa itu nyaris tersungkur di tanah.
"Kamu siapa? Anak kuliahan mana? Kenapa kamu ke sini? Atau jangan-jangan kamu ini pacarnya Ningrum?" selidik salah satu di antara mereka yang tampak lebih mendominasi. Aku pikir, jika anak itu ibarat ketua dari yang lainnya. Lihat saja, bagaimana kelakuan memuakkan mereka saat ini.
"Jangan-jangan kamu ini pacarnya Ningrum yang kaya, kemudian dia mengaku kalau romonya seorang Juragan. Jangan-jangan kamu itu yang membiayai—"
"Kalian salah... dia ini—"
"Ck... ck... ck!"
Kuangkat tubuh Ningrum, dia langsung menyembunyikan wajahnya di dadaku. Entah dia malu, atau ndhak mau melihat wajah menyebalkan kawan-kawannya itu. Dan adegan ini, malah-malah semakin mereka melihatku dengan begitu sengit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com