Pagi ini Ucup datang ke rumah, katanya dia punya ide yang sangat hebat untuk memajukan perkebunan teh yang ada di Kemuning. Sebenarnya, aku ndhak terlalu paham tentang ide yang katanya cermelang itu, sebab masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan sampai tahun depan. Tapi, melihat antusias Ucup yang membara itu, membuatku menjadi ndhak tega. Mungkin benar jika dia sedang ada ide, jadi kubiarkan saja dia datang. Sekalian untuk membantu pekerjaanku yang ada di rumah.
"Jadi, ide cemerlang apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku, Cup? Sepertinya, kamu semangat sekali sampai tidak menunggu barang besok untuk bertemu denganku. Apa jangan-jangan, itu hanyalah alibimu semata, yang sebenarnya hendak kamu sampaikan adalah, jika kamu telah rindu denganku?" godaku.
Ucup langsung mencibir, sepertinya rindu denganku menjadi hal nomor terakhir yang akan dia pikirkan setelah apa pun itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com