"Tentu segala sesuatu milik Tuhan tapi apa salahnya aku mempertahannya selagi ada?"
"Bara kamu terlalu banyak bicara. Aku harus pergi," ucap Dila mengakhiri panggilan video call.
Setelah video call dengan suaminya Dila menangis sesenggukan seraya menyandarkan kepalanya pada kemudi mobil.
Sebuah panggilan masuk menghentikan tangis Dila. Ia mengambil ponsel dan mengangkatnya.
"Iya uni?" Ternyata panggilan dari Naura.
"Kamu dimana? Uni sudah di rumah kamu ini?" Naura mengomel sembari mondar mandir di ruang tamu rumah hasil jerih payah Dila.
"Sebentar lagi aku sampai," ujar Dila dengan suara tercekat.
"Apa yang terjadi Dil?" Naura segera memahami ada sesuatu yang tak beres dengan adik iparnya.
"Nanti aku cerita setelah sampai rumah."
"Baiklah uni tunggu."
Tak butuh waktu lama Dila sampai di rumahnya. Rumah minimalis dengan cat warna putih. Sederhana namun Dila bangga rumah ini hasil kerja kerasnya selama bekerja di bank MBC. Ia mendorong koper hingga membuat Naura khawatir.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com