"Aku tidak menyangka jika aku menghajarnya membabi buta. Siapa suruh dia membuat Dila pendarahan dan pingsan."
"Pingsan?" Kening Iqbal berkerut.
Naura mengangguk," Iya. Dila sampai pingsan makanya semalam aku panik meminta kunci mobil."
"Jam terbang Bara belum tinggi. Harusnya belajar padaku, istriku saja dua," balas Iqbal menaikan sebelah alisnya.
"Maksudnya?" Naura mencubit dada Iqbal.
"Belajar dulu sama aku biar enggak menyakiti adikku. Aku saja tak pernah membuat kalian pendarahan di malam pertama."
"Mungkin saja ukurannya Arab," kata Naura bercanda.
"Sayang," ujar Iqbal memperlihatkan seringainya.
"Aku hanya bercanda. Katanya uda mau buat pengakuan. Apa yang ingin uda akui?"
"Sebenarnya kecelakaan dulu hanya sandiwara. Ria membantu aku bersandiwara agar kamu mau menikah denganku. Ria juga yang memiliki ide agar kita menikah duluan, baru dia."
"Aku sudah tahu jika kalian bersandiwara."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com