Dino shock mendengar ucapan yang keluar dari mulut Tia. Wanita itu sangat menakutkan dan tak bisa diremehkan.
"Jangan bicara omong kosong nona." Dino bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa.
"Aku bukanlag tong kosong nyaring bunyinya." Tia mengambil ponsel dari tas kecil yang ia pasang di pinggangnya. Tia memperlihatkan foto salinan akte kelahiran triplets.
Dino tercekat. Pria itu tak bisa bicara apa-apa lagi. Ia memandang tajam pada Tia.
"Apa yang kamu inginkan?" Lirihnya dengan mata sembab.
"Aku hanya ingin mereka bersatu. Mereka sudah cukup menderita telah berpisah selama tiga tahun. Aku hanya ingin yang terbaik untuk mereka. Shaka, Shakel dan Salsa harus tahu siapa ayah kandung mereka. Meski kamu telah menjadi ayah yang baik bagi mereka, tapi itu tidak cukup. Mereka harus kenal dengan Pak Bara. Pak Bara telah lama menderita."
"Tapi Bara sudah menikah," balas Dino ketus.
"Kenapa memangnya?"
"Berarti mereka sudah tidak di takdirkan bersama."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com