Dino bersenda gurau dengan anak-anak di kursi belakang. Salsa bermanja-manja di atas pangkuannya. Meski pria itu capek namun tetap meladeni anak-anak bermain. Namanya anak kecil, tidak akan mengerti kita lelah atau capek. Mereka hanya melepaskan rindu pada Baba. Sudah lima hari Dino berada di kota Kuching tentu saja anak-anak sangat merindukannya. Pria itu menjadi role model untuk keempat anak itu. Hanin merasa sudah besar dan dewasa memilih duduk di samping Dila yang sedang menyetir.
Mata Dila berkaca-kaca melihat gelak tawa dari ketiga anaknya. Dino sangat pintar memainkan peran sebagai ayah triplets. Pikiran Dila berkelana. Seandainya tak ada ancaman dari Iqbal mungkin sampai hari ini mereka masih bersama. Bukan Dino yang akan bercanda tawa dengan triplets tapi Bara.
Dila akan selalu cengeng ketika mengingat Bara. Betapa takdir tak pernah berpihak padanya. Bertahun-tahun menunggu kepulangan Fatih dari Mesir namun pada akhirnya ia malah dijodohkan dengan Bara.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com