"Allahuakbar." Suara Abi terdengar merdu melantunkan kalimat takbir.
Setelah disibukkan degan urusan masing-masing, akhirnya Haura dan Abi bisa sholat berjamaah lagi. Sholat magrib itu di tunaikan dengan begitu khusyuk, surat yang dibaca Abimayu membuat Haura begitu tenang. Haura mencium tangan Abi setelah sholat, tib-tiba Haura dibuat terkejut saat Abi mencium keningnya.
Jantung Haura kembali berdegup kencang, kali ini benar-benar tidak terkontrol. Begitupun dengan bi yang kaget atas apa apa yang dilakukannya barusan. Akhirnya, kecanggungan itu pun terjadi, Haura berusaha untuk mencairkan suasana, tapi keduanya merasa malu satu sama lain.
"Mas, setorannya nanti aja ya. Haura mau ke dapur dulu."
"Iya, silahkan."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com