webnovel

JIWA DAN RAGA YANG TERTUKAR

Aku masih terpaku sampai saat ini, bertanya dalam diri, menghamba kepada Tuhan bagaimana aku ini sebenarnya. Sebelumnya aku ingin bercerita tentang mama dan papaku agar aku tidak hilang untuk memiliki rasa berbakti. Aku lahir dari seorang mama yang notabene adalah seorang mama pekerja keras demi anak-anaknya. mama yang tidak pernah pantang menyerah, melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik, istri yang baik juga tidak luput dari bertani sebagai petani karet, aku sangat bangga dilahirkan dari rahimnya. Papaku juga seorang PNS bukan setingkat eselon ( saat ini sudah pensiun) papa yang sangat bertanggung jawab, penyayang kepada anak-anaknya meskipun rasa sayangnya tidak pernah diutarakan lewat sikap lemah lembut, tetapi lewat kedisiplinan, keteraturan dan sedikit sikap keras tapi aku juga sangat bangga memiliki papa sepertinya sampai saat ini.

Aku sampai saat ini diusiaku yang tidak muda lagi, masih merindukan sosok mamaku yang sudah tiada dari semenjak aku duduk di bangku SD kelas VI. Bahkan sosok mamaku yang selalu mendukung setiap kegiatan aku dari aku kecil bahkan sampai tamat SD. Kelainan karakter yang ada pada diriku selalu disupport mamaku walaupun bertentangan dengan kebiasaan anak laki-laki secara umum. Aku dari kecil sangat akrab dengan kakak perempuanku, tidur bareng, sampai-sampai aku setiap hari melihat kebiasaan kakakku sebagai seorang perempuan yang suka berdandan, wangi, bersih, sebelum tidur cuci muka, pakai cream wajah dan pakai handbody itulah yang membuat aku terbiasa melakukan hal-hal demikian.

Dari situlah mungkin aku yang terlahir sebagai anak laki - laki tetapi cenderung bersikap dan berperilaku seperti anak perempuan. Bersosial dengan teman - teman perempuan, suka berbagai macam boneka, bermain kuaci, tali karet dan cenderung tidak menyukai sama sekali kegiatan anak laki - laki.

Ketika masa kecilku Pra masuk ke jenjang SD aku hanya teringat setiap kali aku diajak liburan papa mamaku ke Kota Medan aku hanya menginginkan mamaku membelikan aku boneka, sampai pada akhirnya mamaku mengabulkan permintaan dalam hatiku. Mamaku menghadiahi aku sebuah boneka beruang cokelat berdasi merah dan sepeda mini merah phoenix berkeranjang didepannya. Aku sangat happy saat itu dan masih terngiang sampai saat ini. Mamaku bilang " nak, nanti bonceng ( ajak duduk di belakang) adikmu di kursi sepeda belakang ya", aku jawab " iya ma". Dibalik itu papaku hanya bisa menolak ketidakmungkinan aku sebagai anak laki-lakinya yang cenderung menyukai apa yang disukai anak perempuan. Aku tahu benar papaku menolak apapun yang aku inginkan jika itu tidak sesuai dengan kebiasaan anak laki-laki, tetapi saat aku kecil mungkin papaku berfikir aku masih kecil masih bisa berubah, tetapi kenyataannya sampai aku dewasa aku seperti ini bahkan aku berfikir Tuhan mentakdirkan jiwa dan ragaku tertukar.

MASA SD YANG PENUH UJIAN

Sampai pada akhirnya aku memasuki jenjang SD, disini aku memulai aktifitasku sebagai seorang anak kecil yang aktif belajar. Sekolah SD dari rumahku -+ 5 menit berjalan kaki, seperti anak lainnya aku bahkan tidak manja sama sekali bisa dikatakan aku termasuk anak yang pintar dan berprestasi semasa SD. Dewan guru juga menganggapku anak laki - laki normal seperti anak yang lain. sampai pada akhirnya aku merasakan ada kelainan di jiwaku, seolah ada goncangan dahsyat yang ketika aku melihat teman lelaki sekelasku sebut saja namanya SF, ketika itu aku kelas 3 SD. Aku mulai merasakan dag dig dug ketika duduk mengerjakan tugas kelompok bersama temanku SF. Aku mulai salah tingkah mulai ingin memperlihatkan keseksian tubuhku dan ingin memperlihatkan sisi prestasiku didepannya. Tuhan... apa yang aku rasakan saat itu aku juga tidak mengerti. Walaupun demikian aku tidak lupa untuk terus ingin berprestasi dan membuat kedua orang tuaku bangga.

Hal yang benar - benar mengujiku adalah ketika aku duduk dikelas V SD. Wali kelasku adalah teman dekat papaku, disitu aku diuji. Semakin hari semakin dewasa kepribadianku semakin menjadi. Kelas V, entah karena wali kelasku sebut saja Ibu N apakah beliau membenciku ataukah mencari perhatian papaku ataukah ada faktor lain. Dulu ujian pakai caturwulan yang pertama nilaiku bagus aku juara 1 dikelas, caturwulan kedua nilaiku anjlok alasan Ibu N aku semakin menjadi - jadi sisi kewanitaannya, semakin seperti banci katanya. Disitu aku merasa sakit hati dan menyimpannya dalam hati. Memang aku merasa jiwaku semakin terguncang sebagai laki - laki yang dijiwai jiwa dan bathin seorang perempuan, tapi aku juga tidak akan membiarkan prestasiku menurun. Sampai pada akhirnya Ibu N menemui papaku dan menjatuhkan aku dengan segala bentuk kekurangan, olokan dan sebagainya. Akhirnya papaku marah dan aku hanya bisa diam karena kepolosan sebagai anak kelas V SD tapi aku meyakinkan papaku agar caturwulan ketiga akan lebih baik lagi. Terbukti aku berprestasi di caturwulan terakhir.

Berlanjut ketika aku duduk dikelas VI, jiwa kewanitaan aku semakin menggebu hingga puncaknya aku bermain dengan teman dekatku sebut saja namanya Dwi. Kami bermain dirumahnya karena rumahnya sepi orangtuanya bekerja. Tema permainan kami adalah " Biduanita", haha aku sampai tidak habis fikir kenapa kami bisa bermain hal - hal gila seperti itu. Aku memakai busana dari sprey tempat tidurnya si Dwi, dengan membuat rambut - rambutan dari baju kaos. Aku memasukkan bagian leher kaos kekepalaku seolah - olah itu rambut, lalu bagian lengannya aku ikat sehingga membentuk sanggul. Tuhan apakah yang aku lakukan saat itu, dan Dwi pun mensupport aku dengan ide aku yang gila. Kami asyik bermain dan bahagia saat itu seolah tidak ada beban. Jelas namanya masih anak - anak, " hahaha " kami tertawa riang sekali. Dan pada akhirnya mungkin ada yang melihat kegilaan kami di rumah Dwi, sehingga aku mendengar wawakku ( panggilan untuk kakak dari papaku), memberitahu papaku bahwa aku bertingkah gila bermain bersama Dwi. Sontak papaku mendatangiku dengan emosi dan kesetanan. Papaku langsung menggeretku untuk pulang sambil melibasku. Tuhan aku gugup dan ketakutan sekali saat itu. Sampai dirumah aku lihat papaku akan mengambil suatu alat untuk memukulku, saat itu aku bersembunyi di semak - semak kebun samping rumahku bersembunyi agar papaku tidak menemukanku. Tapi mata batin seorang ayah tidak pernah meleset, papaku menemukanku dan langsung membawaku kekamar tidurku. Saat itu aku hanya pasrah apa yang akan papaku lakukan. Saat itu papaku mengambil bantal dan seolah ingin membunuhku menutup hidung dan mulutku dengan bantal memberikan aku pelajaran. Lalu mamaku datang dan memohon maaf mewakili kesalahanku. Saat itu papaku berhenti menghukumku dan pergi beranjak untuk pergi kebelakang rumah. Saat itu mamaku menangis dan memelukku erat saat itulah aku meminta maaf dalam hatiku karena diusiaku saat itu sulit bagiku untuk meminta maaf lewat kata - kata. Mama I miss you so bad, do'aku selalu aku panjatkan untukmu.

Nah, aku mau cerita juga bahwa sebenarnya mamaku sakit sudah lama tapi puncaknya disaat aku mau tamat SD. Ketika itu seperti biasa ada beberapa petak sawah disamping rumah. Mamaku seperti biasa menanam padi dan berkebun tiada henti. Sampai menjelang maghrib mamaku tiba - tiba pulang dan merasa badannya demam tinggi dan saat itu cuaca hujan lebat disertai petir yang mengerikan. Mungkin pertanda Tuhan memberitahuku dengan siasat alamNya bahwa umur mamaku tidak akan lama lagi. Mulai saat itu mamaku hanya melakukan segala aktifitasnya diatas tempat tidurnya dan Tuhan memanggilnya ( walaupun sudah berobat kesana kemari segala macam pengobatan), Al fatihah untuk alm. mamaku tercinta.

Setelah aku tamat SD papaku memutuskan agar aku melanjutkan pendidikan SMP di Boarding School aku tahu tujuan papaku melanjutkan sekolah aku disitu agar aku menjadi anak lelaki yang manly. " Dek, masuk pesantren ya biar nanti bisa doakan alm. mama dan papa", kata papaku. Aku hanya terdiam dalam hati aku bilang " iss gak mau lah aku masuk pesantren seperti dipenjara", gumamku dalam hati. Tetapi papaku mengancam " kalau tidak mau masuk pesantren tidak usah sekolah saja" katanya. Tuhan saat itu aku hanya bilang aku harus mengikuti apa yang papaku inginkan karena aku type anak yang berbakti mungkin karena jiwa kewanitaan dan kelemahlembutan dalam diriku yang berfisik laki - laki ini yang membuat aku menjadi anak yang patuh dan penurut. Akhirnya aku memutuskan untuk mengiyakan keinginan papaku.

MASA SMP DI ASRAMA

Dipesantren aku memulai aktifitasku dan mencoba menjadi anak lelaki pada umumnya karena aku tidak ingin mecoret nama baik papa dan keluarga. Aku belajar dan tetap berprestasi dikelasku, bidang study favorit aku adalah bahasa Inggris dan Kaligrafi. Tapi setiap aku mandi beramai - ramai tetap hasratku ingin melihat kemaluan teman - teman apalagi kakak kelas seasramaku itu bergejolak. Dengan mengintip dan agar tidak terkesan ada hasrat sengaja melihat bagian intim mereka. Dan aktifitas menggelikan itupun terus terjadi bahkan ada seorang guru yang mungkin ada rasa ke aku. Beliau ketika ingin tidur siang istirahat selalu disebelahku dan menyenggol kakiku seakan memberikan kode tertentu. Tapi aku yang masih terbilang polos tidak berani untuk membalas kode itu. Ada juga kakak kelasku yang sering mengajak aku tidur dikasurnya. Pertama kali itu kakak kelasku itu mencium bibirku dengan segala hasrat gilanya. Akupun merasakan kenikmatan duniawi itu. Kami seperti pacaran tetapi tanpa ada ikatan. Kadang dia cemburu kalau aku dekat dengan teman atau kakak asrama yang lain. Hal itu terjadi terus menerus sehingga aku seperti ketagihan bercinta dengannya. Tetapi kami hanya bercinta sebatas ciuman bibir dan tidak sampai kepada anal seks seperti yang sudah aku fahami saat ini. Aku sangat benci dengan olahraga sepakbola dan pencak silat, dipesantren murid laki - laki wajib mengikuti kegiatan ini. Bagaimana tidak jiwaku menolak, bagaimanapun aku wajib mengikutinya. Aku ikut 2 kegiatan ini seolah - olah aku faham betul tentang tekhnik dan permainannya. aneh sekali benar sekali jiwa dan ragaku harusnya terlahir menjadi perempuan. Kembali ke cerita sex dan percintaan aku dipesantren ada lagi ternyata kakak kelasku sebut saja namanya bg M, dia juga diam - diam menyukaiku. Dia juga sering pergi ke kasurku untuk mengajakku bercinta. Perawakan tinggi besar keturunan Arab aku bisa membayangkan bagaimana mr. P nya. Dan malam itu hujan bg M benar - benar datang ke kasurku yang telah aku pasang kelambu. Dia mengelus dahiku dan mencoba mencium bibirku dengan lembut. " bang, nanti ketahuan pengawas " aku memohon agar tidak menciumku. " gapapa, abang disini ada jabatan di organisasi, aman dek" katanya meyakinkanku. Dipesantren bagi yang sudah duduk di bangku setara 1 dan 2 SMA sudah bergabung di organisasi asrama mereka bisa mengkoordinir adik kelasnya dan punya jabatan. Nah berlanjutlah dia mencium bibirku dan memainkan putingku serta meremas - remas pantatku. Aku tidak tahan dan membalas ciumannya lalu aku tanpa sengaja memegang kemaluannya. Astaga besar sekali mr. P keturunan Arab ini. " Dek, bibirmu tipis, kecil sedap benar abang ngelumatnya" , kata bg M kepadaku. Kamipun melanjutkan sampai aku tidak tahu dia ereksi atau tidak, bagiku bercinta disaat umurku masih 13 tahun adalah menyentuh tubuh seorang pria sudah bahagia bagiku.

Adegan percintaan yang berbau seks pun terus-menerus terjadi sampai pada titik 2 sosok kakak kelasku yang keduanya pria memperebutkan aku sebagai bahan percintaan dan pemuas nafsu mereka. Disatu sisi aku sedih dan disatu sisi aku bahagia karena aku layak diperebutkan karena sebenarnya batinku adalah seorang wanita.

MASA SMA DALAM MENCARI JATIDIRI

Setelah lulus UAN SMP dengan nilai bagus, aku ingin melanjutkan pendidikan di SMA, tapi aku tidak ingin lagi bersekolah dipesantren. " Dek mau lanjut kemana?" papa tanya. " Pengen lanjut di RSBI Kota Langsa". aku menjawab. " OK, ikuti seleksi penerimaannya" papaku menegaskan. Tipe aku ketika menginginkan sesuatu adalah harus tercapai dan terjadi. Dengan tekad dan doa aku ikuti seleksi itu dan Alhamdulillah aku lulus masuk ke SMA favorit di 2 kabupaten kota Provinsi saat itu. Aku memulai masa SMA aki dengan menutupi kengondekan dan kewanitaan aku, mencoba hidup normal beradaptasi layaknya anak laki normal lainnya. Pada akhirnya sebut saja namanya Prince ( Perawakan China dan Netherlands) bayangkan gimana tampannya. " Kamu tinggal dimana?" tiba-tiba dia menghampiriku dikantin sekolah. " Dimana hatiku senang", aku menjawab. Aku kira dia tidak aka menyukaiku setelah saat itu. Tapi Prince malah tersenyum dan merasa penasaran denganku. Aku sangat hobi membuat seseorang pria terkesan penasaran denganku padahal 80% aku adalah bisa jadi seorang yang bucin dan penggila pria, " hahahahaha" sometimes I lauhged myself because I felt my funny self inside.

Sampai suatu ketika Prince mengikutiku ke toilet. " Prince kamu ke toilet juga?", tanyaku. " aku hanya ingin sesuatu karena ini penis tegang terus dari aku bangun tidur", jawabnya. Aku terkejut mendengar jawabannya apakah dia bercanda atau hanya ingin meleluconi aku. Ketika aku mencuci wajah dan tanganku diwastafel Prince langsung mencium bibirku sontak aku juga tidak bisa menahan hasrat itu dan kami bercumbu didepan cermin wastafel. Tidak aku bayangkan apa yang akan terjadi jika siswa lain melihat kami melakukan hal bodoh itu.