webnovel

CHAPTER 02

"Hey Yang Jungwon!."

Jungwon tersentak. Para anak lelaki itu datang membuatnya takut

"A-ada apa?."

"Kudengar kepala keluarga Jeon yang baru menghilang ya?. Hahaha oh ya kau kan tak ada hubungannya. Karena kau itu palsu!."

Anak-anak lelaki itu menginjak-injak Jungwon yang hanya mampu melindungi kepalanya

"Yak apa yang kalian lakukan?!."

"Haha abang pahlawannya datang nih." Mereka lalu pergi dengan tertawa tanpa dosa

Jungwon menahan tangan Taehyun seraya menggeleng

"Aku gapapa hyung."

Taehyun menghela nafas lalu membersihkan pasir dari pakaian adiknya itu dan juga mengambilkan kacamatanya

"Hahh, harusnya kau melawan." Jungwon hanya tersenyum. Mereka berdua lalu pulang dengan motor Taehyun

Jungwon menatap diam mansion itu. Taehyun menyadarinya lalu segera merangkul

"Tak perlu khawatir. Ada aku." Jungwon mengangguk. Setidaknya dia punya seseorang yang sayang padanya

Mereka berdua lalu masuk dan terkejut melihat seorang perempuan yang membaca sebuah buku novel

"Oh kalian sudah pulang." Taehyun mengerutkan keningnya karena suara ibu tiri mereka itu yang lembut

'Ah karena dia?'

"Kalian, beri salam kepada kakak sepupu kalian. Jeon Areum." Areum menyimpan buku novelnya

Jungwon membungkuk tapi tidak dengan Taehyun, entah kenapa dia muak mendengar marga Jeon. Areum bisa baca itu

"Taehyun beri salam." Taehyun diam

"Taehyun!."

"Tak apa bibi." Areum melirik kaki Jungwon yang berdarah, dengan cepat Jungwon melindungi kakinya

"A-aku mau mengganti baju." Jungwon membungkukkan badannya lalu naik ke atas. Taehyun masih menatap tajam Areum lalu juga menyusul adiknya

"Hahh anak-anak itu."

"Bibi, boleh aku menginap disini tiga hari?. Kau taulah rumahku jadi sepi sekarang." Ujar Areum memohon memberikan reaksi berbeda dari Jihan

"Ohoho tentu saja. Kita ini kan keluarga."

"Terimakasih~."

'Keluarga ya…'

~•~

Cklekk

"Ah kau."

"Hey ini kamar laki-laki!." Seru Taehyun

"Justru aku yang penasaran kenapa kalian sekamar padahal ada banyak kamar di mansion ini." Areum mengeluarkan kotak p3k dari tasnya lalu menarik kasar kaki Jungwon yang terluka tadi

"Siapa yang mengobatimu?. Bahkan balutannya tak rapi." Taehyun menatap kesal

"Ahh kakiku sudah membaik, noona tak perlu melakukannya."

Areum tak mendengar lalu menuangkan alkohol membuat Jungwon meringis kesakitan

"Kau dibully?." Jungwon terdiam

"Itu bukan urusanmu." Ketus Taehyun

"Kau tak dengar?. Aku bertanya dengan Jungwon." Tatapan dingin mereka bertemu membuat Jungwon menelan ludahnya kaku

"Ah kalian hentikan!." Mereka berdua menengok. Entah kenapa Areum jadi mengingat scene di animenya

Areum menyimpan kotak p3k lalu ikut duduk di kasur

"So, pertanyaan ku belum dijawab."

"Memangnya harus?." Areum melirik kesal

"Ini kedua kali kita ketemu. Tapi sama Jungwon yang pertama. Kenapa sensi banget?. Sudah muak dengan nama Jeon?." Taehyun tersentak

"Benar ya. Jadi, kau maunya bagaimana?. Keluar dari sini?." Areum menatap kedua lelaki itu yang terdiam

Sebelum Jungwon bicara, Areum berdiri lalu membuka pintu. Ternyata bibinya tengah menguping

"A-ah Areum."

"Ini percakapan para sepupu Jeon, bisa bibi tak mengganggu?." Jihan menelan ludahnya mendapat tatapan menusuk Areum

"A-ah baiklah, maaf ya hehe." Bibi Jihan pun pergi

Areum memastikan bibinya itu masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu

"Hey!." Pekik Taehyun. Areum menaruh telunjuknya di bibir lalu menempelkan telinganya di lantai dan mengetuknya sesekali

Jungwon dan Taehyun saling tatap bingung

"Apa yang kau lakukan?." Tanya Taehyun

"Pasti ada disini, aku ingat sekali. Sebentar." Areum meraih handphonenya dan menelpon Jiselle

"Ya terimakasih." Areum mematikan telepon dan menyalakan sebuah kamera yang sudah diatur Jiselle

"Gotcha."

Areum mendorong meja belajar milik Jungwon lalu mengetuk lantai disana, dia membuka cutter miliknya

"Hey itu benda tajam!." Seru Taehyun

"Ugh, tak bisakah kau diam?." Taehyun diam

Areum meraba lantai itu lalu mencolokkan cutternya dan terbukalah sebuah pintu. Mereka berdua melongo

"A-ada jalan pintas di kamar kami?." Kaget Jungwon

"Ya. Sebelum ibu kalian meninggal…" Areum diam lalu mengusap tengkuknya

"Maksudku sebelum ayahku juga meninggal, dia dekat dengan ayahmu. Waktu itu kalian masih 7 tahun dan 5 tahun, mungkin kalian tak ingat. Intinya mendiang ibu kalian yang membuat ini untuk menyimpan hal penting. Sekarang nyalakan senter handphone kalian dan turun, cepat!."

Kedua lelaki itupun terpaksa menurut. Areum terakhir turun lalu menutup pintu. Jungwon sampai duluan dan terbatuk dengan debu disana

"Tempat apa ini?." Taehyun tercengang dengan meja-meja disana seperti di laboratorium. Mereka berdua melihat-lihat sementara Areum mencari saklar lampu

Klik

Lampu menyala

"Redup, lampunya perlu diganti." Gumam Areum

"Apa yang ibu lakukan dulu disini?." Tanya Taehyun

"Dia seorang ilmuwan. Kalian tak tau?." Mereka berdua mengangguk

"Lalu apa tujuanmu membawa kami kemari?." Sahut Jungwon

Areum diam

"Bibi Sera adalah bibi paling terbaik menurutku, tak aneh kalau keluargaku lebih dekat dengan keluarga kalian. Ada sebuah kalimat yang dia ucapkan masih membekas sampai saat ini."

"Apa itu?."

"Katanya, "Kekuatan kebohongan bergantung pada kekuatan pembohongnya". Dulu aku tak terlalu paham dan hanya berterimakasih, tapi sekarang aku mengerti."

"Jungkook hyung?." Tebak Taehyun. Areum mengangguk

"Mereka menyebutnya menghilang, dan aku yakin beberapa hari lagi dia akan dinyatakan meninggal. Lalu siapa yang akan mengambil posisi ahli waris?. Publik tak mengenaliku." Ujar Areum

"Lalu kita harus bagaimana?."

"Besok akan diadakan rapat untuk keluarga Jeon, ayahmu akan pulang. Aku ingin kalian hadir dan merekam apa yang terjadi, bisa?."

"Noona gak hadir?." Tanya Jungwon. Areum menggeleng

"Lebih baik begitu. Mereka akan berpikir kalau kami lemah. Tempat ini ku serahkan ke kalian." Areum menyerahkan sebuah kunci yang diberikan bibi Sera waktu dia masih kecil

"Bersihkan lalu jadikan markas kita. Aku akan mencari orang lain." Ucap Areum

"Wah keren!. Hyung apa kita akan menjadi mata-mata seperti di film?!." Pekik Jungwon semangat. Taehyun tersenyum kecil

Areum pergi keluar duluan dan merokok di balkon

"Halo Jisu. Aku tak bisa datang, bisa kau berikan saja analisis mu?."

"Baiklah, seperti yang kau bilang. Mobil kakakmu tergelincir karena minyak dan jatuh ke bawah tebing. Aku melihat berita dan para polisi sama sekali tak menemukan siapapun, bahkan supir dan bodyguardnya sekaligus."

Areum menggigit jarinya gelisah

"Hanya itu?."

"Ah aku ada rekaman setengah jam sebelum kejadian kakakmu."

"Kirimkan!." Areum menutup telepon lalu menonton rekaman cctv yang dikirim Jisu

Di rekaman itu ada segerombolan anak berondong berseragam SMA tengah merokok di ujung pagar tebing, mereka mengobrol dengan asyik sambil tertawa sekalipun. Mata Areum menyipit melihat seseorang yang dengan sengaja menuangkan sesuatu ke tanah

"Seragam itu. Sekolah Taehyun dan Jungwon."

To Be Continue…