"Ssshh… Yah, teruskan, Sayang." Jodi mendesis mendapati lidahku bermain liar pada benda pusakanya itu. Bahkan Jodi sampai memposisikan tubuhnya setengah maju, melipat kedua kakinya di depanku, menjambaki rambutku untuk memaju mundurkan pusakanya di dalam rongga mulutku.
Aku merasa di atas awan, melambung tinggi merasa penuh dengan kemenangan mendengar Jodi yang tampak kewalahan mendapatkan perlakuanku. Hingga Jodi terengah-engah dan kesulitan mengatur napasnya, tatapannya sayu padaku. Wajahnya merah padam, sepertinya dia sudah tidak tahan lagi.
Aku mendorongnya perlahan hingga dia berbaring di atas kasur, aku merangkak perlahan menaiki tubuhnya. Aku memposisikan tubuhku tepat di atas pusaka kebanggaan nya yang kini membuatku semakin basah bahkan hanya dengan mengulum nya saja. Jodi menelan saliva nya dengan paksa, dia tertegun menatapku yang meraih pusakanya itu. Mengarahkan ke lubang senggamaku, lalu kemudian perlahan aku memasukkannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com