Maafkan aku

"Eng, aku perlu ke toilet sebentar." Aku beranjak berdiri dan melenggang pergi tanpa menunggu persetujuan dari yang lain.

Sampai di depan ruang toilet, aku terengah-engah. Aku memukul-mukul dadaku sendiri, entah kenapa aku merasa begitu sesak. Aku merasa seperti wanita yang tak punya hati, wanita yang egois. Aku memejamkan kedua mataku sejenak, menarik napas dalam-dalam untuk menormalkan semua pikiranku yang kalut hari ini.

Lalu kemudian seseorang menarik tanganku dari belakang sehingga aku menghadap ke belakang begitu saja. "Jod?" aku terkejut melihat nya ada di depanku saat ini. Tanpa menjawab pertanyaanku dia tiba-tiba saja melumat bibirku, aku berusaha menolak dan berusaha mendorong nya.

Namun, nihil. Jodi justru menyesap bibirku kian makin kuat. Aku pasrah dan tanpa terasa air mata mengalir deras membasahi pipiku. Hal itu berhasil menghentikan aksi Jodi padaku, lalu kemudian Jodi memeluk erat tubuhku. "Sayang, maafkan aku."