Di tengah ketegangan yang dia buat, suara dering ponselnya mengejutkanku. Aku segera menyadari Setya belum juga datang. Setelah Gio menerima panggilan telepon tersebut pasca melirik sesaat ke arahku. Dia hanya diam, mendengarnya yang mungkin seseorang si penelepon itu bicara padanya.
"Hem, baiklah."
Dia menjawab nya dengan santai sembari melihat lepas ke arah samping. Entah siapa yang di ajaknya bicara.
"Kau mau pergi ke tempat lain? Atau kita bisa bicara santai di sini saja?" tanya nya kemudian.
Aku mengernyit.
"Setya menyerahkan mu padaku, aku yang akan mengantarmu pulang nanti."
Aku terperangah, kesal dan mengumpat lirih namun menggerutu penuh pengancaman pada Setya di dalam hati.
"Aku sudah menyisihkan waktuku untuk malam ini, aku harap kita bisa berteman setelah ini. Atau... Kapan kau ada waktu agar kita bisa jalan dan bertemu berdua saja?"
"Kenapa kau terlihat memaksa kehendak?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com