Setelah pagi tiba, aku melihat Una hendak menuruni anak tangga dengan semangat dan penampilan yang berbeda dari sebelumnya. Bahkan senyuman terus saja mengembang dari bibirnya yang merekah pagi ini. Aku pun menyusulnya, menuruni anak tangga dan melihat bi Iyam yang saat ini menatap dengan penuh tanda tanya. Aku memberikannya sebuah isyarat, bi Iyam segera mengerti akan isyarat yang aku berikan.
"Bi, aku makan sedikit pagi ini."
Aku tidak tahan lagi untuk tidak tergelak tawa melihat sikap Una saat ini. "Kau sudah terlalu seksi, Sayang." Aku meledeknya dan tak terduga bi Iyam pun tertawa saat ini mendengar ledekanku padanya.
"Iiih… Kalian nyebelin!" Una merengek manja mendapatkan ledekan dari kami.
"Setelah sekian lama bibi akhirnya melihat nona Una tersenyum ceria dan benar-benar tulus hari ini." bi Iyam berkata kemudian.
"Bi, ingat! Jangan sampai mama dan papa tau tentang hal ini."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com