Setelah beberapa menit menggali, ia menemukan sebuah keris yang menjadi tujuan utama. Tangan kanannya meraih keris dan mengangkatnya ke atas.
"Aha, Kakek itu benar," ucap Freislor. Gadis itu tersenyum puas. Ia menjentikkan jemarinya dan membuat cangkul yang ada di genggamannya menghilang. Setelahnya, ia berbalik ke belakang dan kembali kepada teman-temannya. "Hei, aku mendapatkan keris itu," ucap Freislor sembari berlari kecil menuju teman-temannya. Tuan Krapolis dan Breckson merasa lega karenanya. Tapi, di satu sisi mereka berdua tetap saja kebingungan.
"Freis, kamu tadi ngobrol sama siapa? Tidak ada orang lain di sini kecuali kita bertiga dan Momo. Kau membuat kita berdua ketakutan, Freis." Breckson bertanya dengan suara lirih kepada gadis itu. Freislor yang berada di hadapannya seketika tertawa pelan. "Apa kalian tidak melihat seseorang di sini? Aku tadi berbicara dengan penunggu di sini."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com